Jumat, 10 Agustus 2012

Saat Hujan Reda

1 comment

jogja msih dingin,,, hujan baru saja reda, tapi hawa dingin masih menyeruak menembus dinding pori-pori kulit. tetes air masih menetes dari ujung kanopi daun dan genteng rumah. aroma bau tanah perlahan tericum menusuk hidung, menggrogoti tubuh, masuk dalam oksigen dan dihantarkan darah menuju otak.

hah, ini candu yang sangan nikmat….

aku tidur dengan tubuh miring ke sisi barat dengan dimiringkan sesuai arah kiblat.

seperti posisi orang mati. kering terasa hati ini, walau basah tanah diluar menanti.

menggeliat dan menggeliat.

“menggeiatlah dari matimu” suara aneh dari dinding-dinding kamar

“telanjangilah dirimu” suara yang sama itu kembali menggema

“bersihkan jiwamu” suara itu semakin nyaring

dan tiba-tiba hilang oleh hembusan angin dingin dari celah jendela.
buka mata, buka hati, dan tahan diri.
Lihatlah kerling langit yang hening, derit kata melunta dalam cuaca
Kita mengecil dalam rahasia, usia menggigil dalam bahasa
Hidup adalah deru yang menyimpan seribu jalan menikung.
Di sanalah, kau dan aku, bersahutan tanpa sentuhan dan perjumpaan
Kita hanya hadir dalam gulir ingatan yang deras pada napas hujan dan hempas bayangan

1 komentar:

bagi komentar, saran dan kritiknya kawan.... (no spam)