Selasa, 21 Agustus 2012

Maap di Ujung Jempol

6 comments

ini adalah hari ba’da puasa atau bulan syawal. bulan yang membawa kita sebagai manusia kembali ke awal yang bersih dan suci setelah melalui proses pencucian diri satu bulan penuh. proses penyucian hablumminallah telah beres saat hilal naik lebih dari 2 drajat du ufuk timur sebagai pertanda masuknya 1 syawal sebagai hari yang fitrah. tapi pembersihan diri dalam konteks hablumminnas belum lah usai, masih ada percik dosa kepada sesama yang masih harus meminta maap kepada sesama manusia sebagai korban utama kesalahan kita.

ini hari keempat ba’da lebaran namun dering dan getar ponsel belum berakhir menerima ucapan lebaran dan idul fitri termasuk permohonan maap. dari yang singkat cuma satu baris hingga panjang 3 halaman layar, dari yang bahasa indonesia hingga arab dan inggris serta macam-macam bahasa daerah, ada yang bahasa gaul simpel hingga kata-kata puitis penuh filosofi dari kalimat pantun hingga bernuansa ceramah. dan yang unik darisemua sms lebaran yang masuk hanya satu yang bersifat pribadi dan penuh arti. walau bahsanya sederhana.

dul maafin semua kesalahanku selama ini terutama studi kasus 1… mohon maaf lahir batin, kata itu pribadi dan jelas untuk siapa dan dalam kontks apa. sehingga orang yang dimintai maaf juga faham, dan tentu saja saya maafkan. tapi diluar itu inbox penuh beragam macam bahasa dan bentuk yang sulit saya mengerti bahkan ada yang panjang sekali dan bersifat secara umum, atau lebih tepatnya terlalu umum, sehingga kehilangan konteks sebenarnya SMS itu untuk siapa dan mintaa maaf dalam hal apa. atukah permintaan maaf serta ucapan lebaran akhirnya terletak pada konsep ikut-ikutan rame-rame saja, sehingga kehilangan makna substansi ucapan itu sendiri.

pengirim sms juga beragam tidak hanya dari yang beragama islam saja, tapi ada juga yang non-muslim, ada pula yang pengirimnya entah siapa karena nomer tidak terdapat dalam daftar buku telpon. kebanyak pengirim di dominasi oleh anggota keluarga, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, rekan kerja/seprofesi, kawan saat masih menjadi ‘aktivis’, mantan pacar,komunitas, dan sebagainya.

isi sms juga beragam, ada yang mungkin karya sendiri hingga nyontek dari internet atau bahkan sms dari teman lain di kirim ke teman yang lain pula. beberapa di antaranya yang sederhana seperti “Minal aidin wal faidzin Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431H, mohon maaf lahir bathin. Taqabbalallahu minna wa minkum.”

ada juga Sebelum HCl jadi basa, NaOH jadi asam, NaCl jadi manis n glukosa jadi asin, hati selalu tertengadah mengharap titrasi maaf dari buret hatimu. Taqaballahu minna wa minkum.

bernada gaul, dan sok keminggris (sok inggris) yang campuran No Card, No Ketupat, No Parcel, Just SMS Represents Everything …Sins… Laugh.. Tears.. Happy ‘iedul Fitrie 1428 H…Maaf lahir batin y..Btnnn

I’d like to wish you a holy Iedul Fitri and express my cincerest apology. I beg your mercy for all of my sins. May Us be fitri.

penuh ceramah Sebelas bulan kita kejar dunia,kita umbar napsu angkara.Sebulan penuh kita gelar puasa,kita bakar segala dosa.Sebelas bulan kita sebar dengki dan prasangka,Sebulan penuh kita tebar kasih sayang sesama.Dua belas bulan kita berinteraksi penuh salah dan khilaf,Di hari suci nan fitri ini, kita cuci hati, kita buka pintu maaf.Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.

bahasa jawa, yang ditulis oleh orang minang sugeng riyadi sedaya kalepatan kulo nyuwun agengin pangapunten. tulisan singkat dan jelas.

atau sms berbahas sunda yang sangat panjang bilih aya langkung saur basa bahe cerek, aya basa nu teu kariksa, janji nu jalir, supah nu sulya tur tingkah pari polah nu teu mereneh, bobot sapanon sapakan karing ku hate anu simpe kereteg manah anu genah ti luhur, sausap rambut ti hadap sausap dapal, mugi agung cukup lemur, jembar pangapura anu diteda pribados neda, dihapunten samudya kalepatan lahir tummekaning batin eilujeng boboran shiam. taqobalallohu minna waminkum shiamana wa shiamakum.

setuju atau tidak dan diterima atau tidak, perlahan teknologi membuat kita semakin jauh. jangkauan teknologi (sms) membuat kuantitas menjadi terpenuh, tapi sangat minim kualitas. isi sms boleh penuh kata-kata mutiara tapi serasa hampa dan berlalu begitu saja. sms yang menumpuk terkadang membut ada yang terlewat untuk di balas balik. orang yang membalas juga bingung, jika hanya menjawab sama-samasepertinya terlalu jahat, karena tulisan panjang di balas pendek sekali, dikembalikan lagi sms itu juga tidak sopan. akhirnya beberapa individu juga menyiapkan khusus “sms balasan” yang sebenarnya juga sala hanya untuk mebalas sms yang datang. sehingga nilai dari memaafkan san silaturhami luntru oleh arus teknologi.

Kata-kata dalam SMS (pesan singkat dalam pengertian sesungguhnya karena memang penulisannya biasa disingkat, bahkan sesingkat-singkatnya) dianggap telah dapat mewakili keseluruhan diri. Padahal, bahasa atau kata-kata tak pernah mampu mewakili seluruh kenyataan. Silaturrahim dalam pengertian konvensional (komunikasi bertatap muka) dianggap telah usang, tak efektif, buang-buang waktu dan tenaga, dan sebagainya.

harusnya sms bukanlah hal utama yang harus didahulukan untuk silaturahmi dan berlebaran, tapi sms sepatutnya diletakan di posisi pilihan terakhir untuk digunakan, sebagai pengganti diri saat raga memang tidak bisa berjumpa. dukungan teknologi membuat kuantitas menjadi luar biasa besar namun hampa karena minim kualitas. naiknya jumlah kuantias jangan sampai mengurangi kualitas yang ada. karena menurut saya rentetan kata-kata mutiara penuh hikmah dan permohonnan maaf dalam sms idul fitri masih kalah indah dibanding sebuah jabat erat tangan disertai senyuman.

tulisan ini pernah di muat tahun 2010
Read More...

Sabtu, 18 Agustus 2012

Putih Tidak Selalu Suci

1 comment

esok hari gelegar takbir, tasbih dan tahmid menggelegar dari seluruh penjuru bumi untuk merayakan hari kemenangan. hari dimana seluruh muslim berada pada titik suci kehidupan. ya itu menurut para ustadz yang berceramah dari panggung kepanggung. tapi apakah esok hari kita semua benar-benar merasakan hari kemenangan dan jiwa kita benar-benar suci kembali. pernahkah pertanyaan itu meraung dan menggema di ujung lubuk sanubari terdalam?.

dua hal yang akan selalu ada yaitu terlihat dan terdengar di hari idul fitri adalah kalimat takbir dan pakaian putih. takbir selalu di identikan dengan sebuah ungkapan bahagia dan kemenangan di medan laga sedangkan putih selalu di identikan dengan makna suci, putih dan bersih. namun perlu kita ingat bersama bahwa saat idul fitri takbir tidak pernah berdiri sendiri, tapi juga selalu diikuti dengan kalimat tahmid dan tasbih serta tahlil. Subhanallah, al-Hamdulillah, Laa Ilaaha Illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walilah ilham.

Ketenangan batin tersimpan dalam gema dzikir yang bertalu-talu, dalam denting tahmid yang mendayu-dayu. Dalam kalimat tauhid yang menggebu dan dalam tasbih yang bergelora menghangatkan jiwa. dengan pakaian putih yang suci berjalan gagah menuju masjid -hanya- untuk sholat sunnah. ya hanya sholat sunnah, karena Sholat Idul Fitri hukumnya sunnah mu’akkadah menurut Syafi’iyah dan Malikiyah. Sedangkan menurut Hanbali hukumnya Fardlu Kifayah dan menurut Hanafiyah hukumnya Wajib. melihat dominasi mazhab syafi’i di Indonesia maka buat kebanyakan orang di nusantara ini sholat id adalah sunnah.

Ied-ud-Fithr terdiri dari dua kata, yaitu ied yang artinya hari raya, dari asal kata ‘ayada yg artinya kembali.Kata kedua fithr yang artinya fitrah, kesucian dan kebersihan jiwa. Ini karena pada hari itu seorang hamba merayakan kebersihannya dari noda-noda dosa karena beribadah dan bartubat secara intensif selama sebulan penuh. Maka ada yang menyebut hari idul fitri sebagai hari kemenangan karena kita berhasil mengalahkan hawa nafsu kita selama sebulan penuh. ada juga mengatakan kemenangan karena tujuan berpuasa adalah untuk menambah taqwa, dan didasarkan pada Firman Allah dalam Al Qur’an Surat An-Naba’ ayat (31) yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan.”.

suci dan kemenangan
apakah puasa di bulan ramadhan kali ini menmbah ketaqwaan dan membuat kita suci sehingga berhak menyandang predikat pemenang di hari kemenangan?. apakah pakaian putih yang kita pakai adalah lambang kesucian, atau mungkin saja pakaian putih itu justru lambang kekalahan, karena dalam peperangan putih adalah perlambang menyerah dan kalah. dan “peperangan” di bulan ramadhan ini dalam melawan hawa nafsu baik dari luar maupun daam benar-benar telah menjadikan kita menjadi pemenang.

jika iya kita sudah menang, maka itu belum selesai, karena seperti kata pepatah, “lebih sulit mempertahankan daripada memenangkan”. apa yang akan kita perbuat setelah kemanangn ini saat jiwa kembali menjadi suci. apakah kita akan berlomba kembali untuk tetap istiqomah menjalankan sholat sunnah bukan hanya sholat sunnah seperti id saja. akankah kita tetap berzakat dan shodakoh seperti bulan mulia ini. apakah kita akan tetap meng-khatam-kan Al Quran seperti kita mengamalkannya dalam bulan ramadhan.

inilah PR sebenarnya dari esensi ramadhan, bukan sekedar menukmati “ngabuburit” atau “perayaan” saja. apakah silaturahmi pasca lebaran hanya menjadikan kita sebagai manusia gemar pesta yang justru acara itu keluar dari esensi silaturahmi sebenanrnya. apakah kita esok hari berhak untuk merayakan kesucian diri dan merasa menjadi pemenang? apakah kita telah berhasil perang melawan hawa nafsu dan menjadikan kita lebih taqwa hingga jiwa bisa menjadi suci seutuhnya. ataukah itu semua hanya retorika panggung para da’i yang dianggap nyata oleh ummat.

pakaian putih yang kita pakai dan seluruh tawa gembira kita di hari idul fitri mungkin hanya berada dalam raga dunia, karena bisa saja dalam lubuk jiwa terdalam dan jauh di mata Allah Subhanahu Wa’taala pakaian putih yang kita pakai bukanlah lambang kesucian tapi lambang kekalahan dan gema tawa yang kita dengungkan di dunia namun dimata Allah justru seperti tangis kekalahan. jika kita menjadi bagian orang yang beruntung untuk merasakan kemanangan sesungguhnya maka tantangan yang paling nyata adalah bagaimana mempertahankan kemenangan itu.
Read More...

Senin, 13 Agustus 2012

[VIVA.co.id] New Viva, Kesederhanaan Bernilai Estetika

3 comments


Prolog
Bulan juli mungkin menjadi tonggak sejarah baru bagi group VIVA, terutama di dunia online. Pada bulan itu VIVA menampilkan tampilan baru yang lebih fresh dan ceria tanpa kehilangan nilai estetika. Tapi yang paling penting dan memiliki nilai utama dari sebuah website adalah kecepatan akses, inilah hal yang membuat saya mengacungkan dua jempol untuk tampilan baru VIVA. Sejak pertama kali mendengar gosip akan terjadinya perpindahan rumah vivanews.com ke sebuah portal besar VIVA, hal yang saya takutkan sebagai user (sekaligus vlogger) adalah mendi lambatnya akses ke VIVA. Maklum saja membangun sebuah portal besar tanpa persiapan dan sumberdaya yang cukup bisa menjadi bumerang yang justru membunuh sebuah website itu sendiri.

Namun ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti. Melihat jalan panjang menjadikan VIVA sebuah portal terliaht dari tidak buru-burunya melakukan perubahan secara radikal. Sejak tahun lalu saya sudah mendengarnya ketika kunjungan ke lantai 31 gedung standar charted, saat itu gosip menjadikan VIVA sebagi sebuah gedung besar yang menaungi rumah-rumah dibawahnya sudah mulai saya dengar. Hingga di bulan mei 2012 tampilan beta dari VIVA sudah mulai bisa dinikmati sebagai ajang ujicoba para user. Hasilnya cukup baik walau saat itu masih ada beberapa bug dimana beberapa tampilan belum berfungsi secara maksimal. Namun, kini penantian panjang menjadikan menjadikan VIVA sebuah portal di domain VIVA.co.id mulai bisa dinikmati secara penuh sejak juli 2012. dan hingga kini saya belum mengalami masalah saat menikmati layanan utama maupun yang terintegrasi dengan viva.co.id.

Secara tampilan, Homepage viva.co.id berbeda dengan tampilan awal vivanews.com. ini bisa dilihat dari halaman awal vivanews yang biasanya hanya berisi news saya kini berisi beberapa sub divisi walaupun masih menjadikan news sebagai default . tapi menariknya sistem  default di tampilan utama viva.co.id bisa dirubah sendiri, ini seperti menggantikan ke-kangen-an user terhadap menu drop-down yang menjadi spesialisai vivanews sebelumnya.

Sebenarnya sejak kemunculannya di tahun 2008, viva (dalam hal ini vivanews) sudah beberapa kali melakukan perubahan tampilan. Namun perubahan itu saya golongkan pada 3 kategori utama dimana saya simpulkan sebagai perubahan yang benar-benar radikal sebanyak 2 kali. Pertama adalah tampilan awal alias pertama kali vivanews.com hadir, kedua saat vivanews yang menghadirkan vlog, dan forum, serta ketiga adalah portal viva.co.id. perjalanan ambisius untuk terus bersolek menjadi lebih baik. Cherrs...

Untuk menilai dan me-review tampilan terbaru viva.co.id maka hal yang harus dilakukan adalah menjejak sejarah, dan meilhat sebuah perjalanan awal sebagai sebuah perbandingan.  Jadi sebelum melakukan review terhadap tampilan baru viva.co.id saya ingin mengajak terlebih dahulu nostalgia dengan tampilan –tampilan terdahulu saat masih vivanews.com. karena ini hanya nostalgia sebagai perbandingan, jadi cukup review ringan sekedar melepas kerinduan.

Tampilan paling awal vivanews.com masih sangat sederhana. Dengan dominasi warna merah dan garis-garis dasar putih. Namun, yang paling menarik dari tampilan awal itu adalah teknologi Ajax dihalaman depannya, ini adalah terobosan besar untuk sebuah portal berita saat itu. Selain itu  viewer dapat juga memilih kolom-kolom yang diinginkan dengan membuka dan menutup section berita. Dan ini merupakan tonggak sejarah awal hadirnya viva di dunia media online indonesia. Yang kedua, adalah tampilan vivanews.com yang beberapa bulan terakhir ini kita nikmati. Tampilannya lebih cerah dan eksotis. Desain ini lebih catchy dibanding tampilan awal yang masih agak kaku. Wajahnya mulai terintegrasi dengan medai lain seperti tvone dan antv untuk streaming, dan mulai menampilkan video dihalaman depannya. Saat tampilan ini pulalah forum dan vlog mulai terintegrasi dan bisa dinikmati user. Dan disini juga viva melakukan terobosan baru dalam dunia pemberitaan online secara tampilan yang tidak dimiliki pesaing sejenis, yaitu menu drop-down yang membuat pengunjung bisa melakukan pemindahan sub-menu sesukanya.

New Viva
Finaly, inilah mega portal terbaru dari viva, yang sekarang beralamatkan di domain viva.co.id. diwajah baru ini, viva mengembangkan forum sekaligus vlog yang merupakan kanal blog, selain itu juga viva juga menghadirkan kanal bola, bahakn sekaligus socio yang merupakan kanal jejaring sosial sekaligus bisa dijadikan e-commerce. Jadi kini sebagai sebuah portal besar VIVA membawahi beberapa sub-domain divisi, seperti news, forum, bola, socio, life, dan vlog yang akan semakin memanjakan para viewer sekaligus user (vlog, socio, forum).

Persaksikanlah wajah transformasi viva.co.id yang bisa dinikmati sekarang.  Tampilan yang mengalami perubahan sangat radikal dari tampilan-tampilan viva(news) yang selama ini kita kenal. Side, footer, banner, header,  yang biasanya didominasi ketebalan-ketebalan berwarna merah mendakan hilang. Walaupun tidak sepenuhnya menghilang. Bar-bar yang biasanya menonjol tergantikan garis-garis tipis tanpa menghilangkan esensi trademark warna merah yang sudah sangat akrab dengan viva selama ini yang juga terlihat dari warna huruf untuk kategori.

Menariknya di halaman awal viva.co.id pihak viva menghadirkan “tombol” “set default”  tombol kecil yang jarang terekspose. Fungsinya untuk mengganti tampilan utama headline, yang oleh sistem sebenarnya menjadikan kanal “news” sebagai tampilan utama. Tombol “set-default” berfungsi untuk menampilkan kanal lain seperti “bola” , “life”, serta “vlog” untuk hadir sebagai headline utama sesuai keinginan pengunjung.  Sistem ini kembali merupakan trobosan, setelah sistem ajax di versi orde lama, menu drop-down di versi orde baru, dan di versi orde paling baru ini viva melakukan hal yang lain dari yang lain. Kesan lebih luas, lebih bersih juga terasa dengan hilangnya garis-garis batas. Ini seperti menjadikan tulisan dan gambar bersatu diatas lembaran kertas tanpa sekat yang membatasi.  Namun hal ini juga tanpa masalah karena viva.co.id adalah sebuah kanal berita (baca: media) ada satu hal dalam dunia media yang sebenarnya kadang tidak pernah diperhatiakn oleh pemilik media, dialah firewall  atau pagar api, yaitu sebuah garis batas antara iklan dan tulisan (baca: berita). Namun untuk hal ini saya kembalikan lagi terhadap kebijakan media tersebut.

Dari tampilan menu utama, mari kita beralih ke kanal “news” . kanal ini seperti diungkapan di awal, tetap di dominasi warna merah, walau sebatas header dan huruf untuk kategori. Sepertinya di kanal berita pihak viva tidak terlalu bermain warna, hanya ada 3 warna yang digunakan.  Merah, hitam, dan tentu saja warna dasar putih. Tampilan dengan slider yang cukup besar cukup untuk memberi kesan lebar dan megah.  Sayangnya masih ada satu hal yang cukup mengganjal, yaitu tampilan sidebar sebelah kanan bawah yang cukup terlihat kosong. Halaman kosong dalam sebuah hompage bisa disebut mubazir, dan ada kesan yang kurang. Mungkin ini masih di proyeksikan untuk advertise,  tapi menurut saya kolom kosong tersebut masih bisa diisi –untuk sementara- dengan polling atau sejenisnya, supara sidebar  sebelah kanan bawah tidak terlihat kosong.

Berikutnya adalah kanal “bola”, aroma rumput di kanal ini sangat terasa dengan warna hijau muda yang nyaman dimata.  Berbeda dengan slider di kanal “news” yang menyamping dengan 9 pilihan, kanal “bola” menjadikan slider naik-turun dengan 4 pilihan judul. Lebih ringkas apalagi tambhan video yang lebar di tengah halaman. Ini seperti ide menarik yang menandakan, bola sebagai sebuah tontonan dan “layar lebar” yang dihadirkan memberi kesan itu. Berikutnya yang menarik dari tampilan ini adalah kategori yang dihadirkan. Pihak viva seperti mencoba mendekatkan pembaca dengan “klub”. Berbeda dengan medai olahraga online yang lain yang lebih mengedepankan kategori, kanal bola di viva justru mengedepankan klub. Ini cukup dimengerti karena sebenarnya pembaca berita bola lebih tertarik dengan berita tentang klub-nya bukan tentang kategori berita. Ide menarik dan cerdas dengan menonjolkan klub sebagai “jualan” utama.

Kanal selanjutnya adalah kanal “life”, kanal yang berisi seputar dunia hiburan dan gaya wanita ini di dominasi warna pink, warna yang sudah sama-sama kita kenal sebagai warna feminim. Wajah “life” jauh berbeda dengan saudara-saudarnya yang lain seperti news ataupun bola, walaupun sesama berisi artikel berupa berita, “life” hadir lebih ceria dengan permainan warna dan tampilan. Disini kolom headline yang biasanya berupa slider terlihat lebih kecil namun tidak kehilangan nilai estetis. Dan yang lebih berbeda adalah kolom kategori yang bisanya hanya berupa kata-kata yang terpampang di navigasi header berubah menjadi dot-dot ploting di tengah halaman. Ini kembali sebuah trobosan yang tak dimiliki media lifestyle lain di indonesia. Dan yang menarik lagi, secara berkala “life” menghadirkan liputan khusus dengan tampilan besar dihalaman depan. Jujur saya katakan tampilan di kanal ini membuat saya tercengang. Good job guys.... eh girls...

in crowd we trust itulah tagline yang digunakan kanal socio yang diproyeksikan sebagai jejaring sosial e-commerce. Satu-satunya kanal yang memiliki “kata-kata motivasi” di mega portal viva.co.id. buat saya ini unik walaupun kata-kata yang digunakan aneh. Jujur harus saya katakan, kanal socio buat saya agak terlalu dipaksakan hadir, tapi di sisi lain bukankah viva suka sekali melakukan terobosan yang berbeda? Berhasil atau tidak waktu yang akan menjawab. Di dominasi warna orange yang cukup bersahabat dimata, saya kira socio selanjutnya akan lebih baik diproyeksikan menjadi toko online saja secara murni.

Vlog yang di masa lampu “hanya” halaman bagian dari ureport sekarang sudah dikanalisasi. Menjadi bagian tersendiri yang diakui oleh viva sebagai bagian yang –mungkin dianggap cukup berkontribusi dalam pentrasi pengunjung vivanews.  Tampilan vlog bisa dianggap lebih sederhana dibanding kanal-kanal yang lain, ini bisa dimengerti karena fungsi Vlog adalah jembatan antara blogger dengan pengunjung. Vlog dalam hal ini Viva, tidak membuat kanal blog tersendiri tapi justru memfaslitasi para blogger mempromosikan blognya masing-masing. Dominasi warna ungu yang gelap dan kategori yang besar dengan slider cukup memberi angin segar untuk blogger bahwa kami diayomi sebagi sebuah hubungan simbiosis mutualisme. Happy bloging

Buat para agan dan aganwati, forum viva hadir dengan tampilan lebih eksklusif namun bersahabat. Lebih cerah dengan warna biru muda, mirip warna pada microsoft word yang sudah sangat familiar. Muncul dengan wajah lebih rapih dan tatak letak yang tersetruktur, kanal forum di viva memberi kesan lain dalam penempatan kategori dan sub kategori. Hadir dibawah dengan tampilan portairt dan tulisan terbaca vertikal, memberi kesan unik dengan tetap estetik.

Syahdan
Secara umum, viva.co.id sebagai mega portal memberi desain sederhana namun tetap eksklusif tanpa meninggalkan nilai estetis. Terobosan terus dilakukan dalam penerapan teknologi seperti penggunaan ajax yang saat itu sebagai pelopor, lalu menu drop-down sehingga user bisa memindahkan subkategori, dan di tampilan baru ini “tombol” “set default” kembali memberi terobosan baru untuk memanjakan pengunjung untuk menikmati tampilan viva.co.id yang lebih bersahabat.  Dan yang paling penting dari itu  semua kerjasama divisi desain dan programmer berhasil membuat viva.co.id mudah dan cepat di akses di tengah kondisi bandwith yang mengkhawatirkan. Kini jurnalis viva dituntut menghadirkan konten-konten serta berita terbaik demi memanjakan pengunjung viva.co.id.

Hadir dengan tampilan baru yang lebih bersahabat bagi para pengunjung  serta pengguna (socio, vlog dan forum) disertai juga dengan semangat baru menyambut momentum ulang tahun 70 tahun grup besar sebagai “orang tua” yang melahirkan dan menaungi viva.co.id,  ini semakin mengukuhkan keseriusan viva di industri media online indonesia untuk menjadi yang terbaik. Good luck....

udh dr doloe follow, pake yg dulu aja ya om :D


Read More...

Jumat, 10 Agustus 2012

Jualan Tuhan di Pasar

1 comment

panas yang menyengat bumi jogja tertutupi langit biru berhias gelombang putih awan yang menari liar terhipnotis hembusan angin. damainya angkasa tanpa riak badai yang menerjang. indah rasanya menemani jiwa-jiwa yang sepi. tubuh semakin pasrah dalam jejak-jejak langkah pada tanah yang merekah. nasib manusia-manusia kalah, dilempar sicaci, dimaki, tuhan diumbar saat batu dilempar. tuhan mengiasi setiap fatwa-fatwa keji yang tak manusiawi. tuhan dijual dalam khotbah-khotbah agama, diobral dalam fatwa-fatwa ulama, batu dilempar tuhan diumbar, golok menyambar tuhan diumbar, tangan menampar tuhan kembali diumbar, tuhan terdengar sangat keji di bumi ini.

menempatkan tuhan dalam bangunan suci agama, dalam pelor-pelor senjata, yang diarahkan pada sodara sesama manusia, tingkah polah yang mengku bertuhan bak binatang yang tak punya emansipasi kemanusiaan, dalam kesombongan dan amaran yang kau atasnamakan iman, kau bungkus iman kejammu dalam kotak amarah yang tak terarah. darahmu telah bercampur amarah dan kau bunuh iman yang penuh kedamaian, kau jual kembali tuhan dalam kekejaman. tuhan kau tempatkan dalam amarah, kau dagangkan tuhan kegeraman.
helai demi helai, surat demi surat, ayat demi ayat, kau dengungkan bak pendekar akhirat. syahadat kau lantunkan, sholat kau dirikan, zakat kau tunaikan, puasa kau laksanakan, tapi kenapa hinaan masih kau dendangkan, amarah kau  pertahankan, prilakumu masih garang, dan masih betah menyimbah darah.

kau tak hanya menjual tuhan dalam prilakumu, kau menjadikan dirimu tuhan bagi saudaramu, kau hapus gemira dengan sengsara, kau hilangkan suka dengn duka, ka tambah sedih menjadi perih. ayat-ayat suci tuhan yang kau ucapkan kau aku sebagai jalan hidup sesamamu, kau jadikan dirimu tuhan dengan ayat-ayat tuhan higga kau merasa berhak untuk tidak dibantah, kau kejar kau lempar mereka yang tak satu ajar dalam belajar.

kau jadikan tuhan menjadi mesin, hingga semua menjadi mesin, sholatmu mesin, darahmu mesin, zakatmu mesin, jiwamu mesin, cintamu mesin, doamu mesin, dzikirmu musin, hati nuranimu mesin. saat mesin-mesin aus rusak, kau jula mesin-mesin nurani dan jiwamu, kepasar-pasar loak, kau jual murah imanmu pada amarah, kau akui tuhan maha kasih sayang tapi kau jadikan amarah sebagi tuhn yang garang.

kau bilang aku kafir saat berfikir, kau bilang aku sesat saat berfilsafat, kau bilan aku murtad karena berbeda pendapat, kau bilang aku liberal karena menggunakan akal, kau bilang aku syirik kau bilang aku zondik, kau bilang aku munafik, terus kau bilang apa dirimu?
aku ingin mengatakan padamu, aku seperti melihatmu menjual tuhan dalam pasa loak, agama dijajakan seperi barang dagangan, dan ada diskon iman besar-besaran di hadapan zaman, kudengar orang ribut, soal agama illegal, ada agama bajakan, lalu tiba-tiba kemanusiaanpun di lelang, agama di lelang, moralitas di lelang, kitab suci lelang,oh tuhan, di neraka apa aku sekarang berada?

kekuasaan dan kekejaman kau jadikan tuhan kini, dengan lembar-lembar kitab yang kau omong kosongkan, kau obral tuhan dalam setiap amarah dan prilaku kejimu, kau tuhankan batu yang kau lempar, kau tuhankan kepalan tangan, kau tuhankan hunusan pedang, hingga kau tuhankan batu yang kaulempar. kau bilang dengan itu kau ingin menegakan iman, iman tauhid ketuhanan. tapi tauhid iman tuhan yang mana yang sedang kau perjuangkan, bukankah Tuhan itu Maha Kasih Sayang….
Read More...

Satu Petang di Prostitusi Sarkem

Leave a Comment

agustus, sang saka merah putih lusuh di tiang pancang bambu hijau yang tak mampu lagi berkibar karena basah, gemericik grimis dan sepoi angin bersenandung nakal dengan gemuruh dan kelip halilintar membentuk simphoni mistis yang mengiringi aliran air di got-got pengap dan busuk dalam pasar kembang. suara angin berseloroh melarikan kabut-kabut di tepi cakrawala. di penghujung petang itu, di tepi jalan, pada sebuah becak renta dari besi bekas yang semakin berkarat saat musim penghujan tiba, di kursi becak yang sudah tak berbusa lagi seorang pria setengah baya duduk santai bak sang raja di singgasananya.

tanpa disadari sang pria setengah baya, sepasang mata wanita di sudut stasiun tugu dekat gerbong rongsok yang sudah tak terpakai, menatapnya dengan tajam, bagai harimau mengincar kijang.  wajahnya datar walupun samar-samar tertutup asap dari rokok yang tak henti dia hisap. make up tebal menutup setiap pori wajah dan harum wangi parfum eceran menyeruak dari badannya. wajah datar sang wanita perlahan berubah menjadi senyum sinis penuh makna. dibuang rokok yang belum habis. langkahnya perlahan tapi pasti menghampiri pria pengayuh becak yang duduk nyaman di singgasananya.

“pak, sendiri aja?…..”  lantunan lembut suara sang wanita merontokan lamunan sang pria

“i..i…iya mba” ragu penuh keterkejutan mencoba menjawab pertanyaan tadi.

“yang lain kemana?”

“mungkin sudah pulang” sang pria menjawabnya penuh kebingungan, dan masih antara percaya dan tidak, tiba-tiba ditengah grimis, dia didatangi wanita bohai yang sebelumnya tak penah dia kenal

“ooowwhh…… boleh saya temani” nada akrab dari sang wanita kembali meluncur
“iii….ya.. bo..boleh”

“tapi disini ga asik, gimana kalau ikut ketempat saya saja?” rayu sang wanita
pria separuh baya hanya mengangukan kepalanya, dan dibalas senyum pasti dari sang wanita.  dikayuhnya becak dengan penuh kebingungan dan tentang peristiwa yang sedang dia alami. belum habis lamunan kebingungan pria paruh baya itu. sang wanita tiba-tiba menyuruhnya berhenti, di depan gang kecil samping hotel berbintang redup.

“disini saja, ayo masuk” kembali suara lembut wanita itu mengajaknya masuk gang-gang kecil yang tak jelas ujungnya. sebuah rangkaian gang yang membentuk labirin rumit tanpa ujung yang pasti. sepanjang perjalanan langkah kakinya, dia diikuti sorotan mata yang sinis penuh harap. semakin lama ia tak peduli, langkahnya semakin cepat mengikuti jejak wanita yang mengajaknya tadi.

kanan, kiri, kanan, kiri, lurus, belok, kanan, kanan, kiri, kiri, lurus, ia semakin sadar bahwa tak mampu keluar sendiri dari labirin ini. tapi mulutnya seperti terkunci, tak ada yang bisa dilakukan pria setengah baya selain terus mengikuti setiap langkah wanita itu. hingga dia berhenti di depan sebuah pintu dari kayu, yang di atas bertuliskan “ucapkan salam sebelum masuk” dan dibawahnya ada tulisan agak kecil ” anda puas saya lemas”. kali ini sang pria semakin tidak mengerti, kejadian ini baru pertama kali dia alami.

si tukang becak mulai menguatkan hati untuk bertanya tentang arti setiap langkah yang dia jalani. mulutnya mulai terbuka, tapi tiba-tiba wajah wanita tadi menatapnya tajam, dan perlahan kembali tersenyum, senyumnya kali ini berbeda dengan saat pertama dia bertemu di pangkalan becak pinggir jalan. senyum sang wanita kali ini penuh arti dan penuh harap, lembut, bak seorang ibu kepada anaknya. akhirnya pria setengah baya kembai menutup mulutnya yang sudah terlanjur terbuka.
“sebentar…” suara lebut itu keluar lagi dari sang wanita, namun nadanya telah berubah menjadi berat dan tak lagi mesra.

“mbak… mbak….ini saya, sudah bawa orangnya” teriak sang wanita sambil mengetuk pintu dengan keras. wajahnya perlahan mulai panik, sambil menengok kesamping kanan dan kirinya. sedangkan sang pria semakin bingung tentang apa yang dia alami.

“oia, sebentar……… ayo mas jangan malu-malu” kembali suara wanita terdengr dari dalam, kali ini berbeda, suara wanita itu terdengar paru, berat dan penuh kesedihan seolah menyimpan timbunan beban yang tak habis.

ditengah ketidak jelasan situasi yang dia hadapi, akhirnya pria setengah baya membuka suara,,,,
“ada apa ini…? kalian siapa dan apa hubungannya dengan saya?… keras suara sang pria menghentak, mempertanyakan kondisinya.
“mbak mana anak itu?” terburu-buru wanita yang membawanya tadi bertanya.
“ini”
“ini, bawa pergi bayi ini jauh-jauh, dan jangan kembali lagi kesini, ceeeepppaaattttt laaarriii…..” perintah wanita itu,

“cepat tidak ada waktu lagi, dia datang”

tiba-tiba pintu kayu yang tadi di dobrak oleh seorang pria kekar dan mulai berteriak-teriak,
“hey, jalang…. mana anakmu itu, cepat bawa sini…..jangan kau sembunyikan, kau tau kan harga anakmu itu mahal, dan sudah ada pembelinya…cepat bawa sini”

suasana semakin tidak jelas bagi pria separuh baya, dia hanya tukang becak yang tak mengerti apapun, dan kini berada dalam situasi yang tak pernah dia bayangkan. hatinya penuh pertanyaan ada apa ini, siapa mereka, dan harus lari kemana.

“cepat lari lewat pintu itu, kemudian belok kiri… lari terus jangan menengok, nanti kau akan ketemu dengan jalan tempat becakmu mangkal, cepat lari, jangan pedulikan kami…..” entah suara siapa itu yang pasti itu suara wanita…

ditengah anomali hidup, si tukang becak terus berlari sambil mengendong bayi, dia terus berlari, tanpa pernah mengerti apa yang sebenarnya sang pria ini alami. malam baru saja memuntahkan kegelapannya,  dan bulan mulai merangkakditemani burng-burung malam yang mulai bersanda gurau dengan bintang, kakinya terus berlari kearah yang sang tukang becak sama sekali tak pernah mengerti.
Read More...

Saat Hujan Reda

1 comment

jogja msih dingin,,, hujan baru saja reda, tapi hawa dingin masih menyeruak menembus dinding pori-pori kulit. tetes air masih menetes dari ujung kanopi daun dan genteng rumah. aroma bau tanah perlahan tericum menusuk hidung, menggrogoti tubuh, masuk dalam oksigen dan dihantarkan darah menuju otak.

hah, ini candu yang sangan nikmat….

aku tidur dengan tubuh miring ke sisi barat dengan dimiringkan sesuai arah kiblat.

seperti posisi orang mati. kering terasa hati ini, walau basah tanah diluar menanti.

menggeliat dan menggeliat.

“menggeiatlah dari matimu” suara aneh dari dinding-dinding kamar

“telanjangilah dirimu” suara yang sama itu kembali menggema

“bersihkan jiwamu” suara itu semakin nyaring

dan tiba-tiba hilang oleh hembusan angin dingin dari celah jendela.
buka mata, buka hati, dan tahan diri.
Lihatlah kerling langit yang hening, derit kata melunta dalam cuaca
Kita mengecil dalam rahasia, usia menggigil dalam bahasa
Hidup adalah deru yang menyimpan seribu jalan menikung.
Di sanalah, kau dan aku, bersahutan tanpa sentuhan dan perjumpaan
Kita hanya hadir dalam gulir ingatan yang deras pada napas hujan dan hempas bayangan
Read More...

Setelah Koma, Sebelum Titik

Leave a Comment

untuk terakhir kalinya aku ingin bicara padamu tentang suatu hal yang tak pernah kau tahu, sesuatu yang tak satu setan pun tahu akan hal ini. sebuah rahasia yang tersimpan rapat dari pantauan para malaikat. sentuh tanganku tatap mataku, dengarkan bisikanku. aku ingin mengatakan banyak hal sore ini. kanapa kau diam. baiklah, takperlu kau tatap mataku, tak perlu kau pegang tanganku, kau cukup diam dan dengarkan kata-kataku. dan rahasia ini akan kuucapkan dari hati ke hati tanpa suara.

apa kabar kau hari ini? semoga baik-baik saja. apakah ku masih ingat saat pertama kali kita bertemu, saat itu kau menamparku, karena kau mengagap aku yang berbuat iseng denganmu di angkot. tapi kemudian kau mintaa maaf karena salah orang, hehehe… kau tahu… wajahmu yang memerah karena malu ditambah senyum terpaksamu itu benar-benar menjadi tatto permanen yang tak lekang hingga kini. lama kita tak beretmu setelah itu, aku mencarimu berbekal senyum terakhirmu waktu itu. butuh waktu amat sangat lama hingga Tuhan mempertemukan kita lagi untuk kedua kalinya.

dengan berbisk dari belakang engkau menyebut namaku dalam suara termerdu yang pernah kudengar. saat itu ku tahu kau ada dibelakanku. tapi aku tak berani menoleh, tapi kau terus mengodaku, dan dengan lebih halus kau terus memangilku. tapi tetap aku tak berani menoleh. kau memang perempuan tak kenal menyerah, kau panggil kembali namaku, panggilan ketiga itu ka sebut nama lengkapku, dan udara benar-benar mengantarkan merdunya suaramu tak hanya menembus gendang telinga, tapi ikut ergerak bersma darah menembus dinding hati dan meracuni syaraf-syaraf di otak. aku beranikan untuk menoleh, dan ya benar sekali itu kamu, orang yan telah lama kucari. tapi tiba-tiba suara lantang bergema, “hey kamu, siapa yang menyuruh kepalamu bergerak?, sini maju”

aku terkena sangsi hukuman saat itu, tapi wajahku tetap tersenyum, teringat akan suara lembutmu, dan rona indah wajahmu. hari itu semakin sore, dan aku harus pulang paling akhir, gara-gara tadi. kupikir saat itu aku akan pulang sendiri malam-malam. tapi ternyata kau masih ada di depan gerbang menungguku, kali ini berbeda, wajahmu tidak merah, tidak ceria, tidak ada senyuman di situ, ronamu kelabu. tak ada lagi senyuman, kau menatapku tajam. saat itu untuk kedua kalinya kau minta maaf.
tapi saat ini, aku mau mintaa maaf denganmu, atas kesalahanku atas perbuatanku yang menghilangkan senyum dari paras ayu yang engkau miliki. itulah  awal kita selalu bersama dalam beberapa waktu. wajah ceriamu, selalu menghiasi setiap putaran aktu dalam hidup. tak ada lagi rona kelabu dalam paras. hingga suatu hari, kau kembali menghilang. tanpa jejak, sekian lama aku tak lagi mendengar alunan merdu yang terbawa angin yang mengejutkanku dari belakang.

hingga suatu hari, aku melihatmu dalam sosok yang berbeda. wajahmu datar, tak ada senyum maupun sedih. beitu mempesona, tapi pucat. kau tebaring diam. tapi mereka bilang kau masih hidup, jika kau hidup kenapa kau diam. mereka bilang kau sedang koma, kalau begitu biarkan aku menambah kata dibelakang koma sebelum titik itu muncul. mereka bilang kau bisa mendengar suaraku. pada suatu malam, di tangah sunyi, ada air mata mengalir dari sela-sela kelopak matamu. mereka bilang titik itu semakin jauh, dan paragraf mu tak kan berakhir.

tapi belum habis kebahagiaan ku melihat airmatamu, kau justru diam selamanya. detakmu berhenti, tidak ada titik, tapi garis panjang tanpa ujung, gerakan zig-zag keatas-kebawah, berubah menjadi garis yang sangat panjang, dan malam yang sunyi ini berubah seketika dengan jerit histeris dan suara halus yang bergerak bersama garis itu…tttiiittt………………..

dan, untuk terakhir kalinya aku ingin bicara padamu tentang suatu hal yang tak pernah kau tahu.
Read More...

Mereka Bilang Saya Gila

Leave a Comment

hujan baru saja reda di jogja
dan mereka masih saja meneriaki saya gila
saya pikir saya sama dengan mereka
bahwa saya juga manusia

hujan baru saja reda di jogja
saya lihat mereka semua tertawa
tawa jujur, menertawakan anak manusia
saya sadar mereka begitu bahagia
tertawa karena melihat saya

mereka meneriaki saya gila
biarkan saja,
saya bahagia
mereka tertawa

saya rasa, saya sama dengan mereka
walau mereka mengatakan saya berbeda

tanah jogja masih basah
menyimpan ribuan desah gelisah
menghadapi hidup dengan pasrah

dalam kondisi sosial yang parah
berlari mendaki merapi
berharu biru di semeru

hujan baru saja reda di jogja
aroma tanah bercampur keringat manusia
wangi kehidupan siklus buah derita
menanti duka tak kunjung berubah suka

hujan telah lama reda
dan mereka masih menganggap saya gila
Read More...

Buta Huruf Atau Buta Moral ?

Leave a Comment

kemarin pagi saya melihat seorang anak lulusan sebuah Sekolah Dasar (SD) favorit berbicara di hadapan meja seorang guru dengan meletakan tangan di atas meja. mungkin bagi dia dan teman-temannya itu adalah hal yang bisa, remeh dan bukan persoalan besar. tapi buat saya bertahun-tahun yang lampau saat bersekolah di sebuah madrasah kecil di pelosok desa, perbuatan itu sangatlah tabu, adalah “pamali” atau pantangan seorang murid bicara di depan meja guru dengan meletakan tangan diatas meja. saya heran apakah perbuatan yang dianggap”tidak sopan” ketika saya kecil kini sudah menjadi hal yang lumrah.

lalu siapakah yang bertanggung jawab, guru yang hanya berorientasi pada pengajaran, bukan pendidikan. institusi yang berujung pada nilai angka bukan nilai moral. anak yang terjebak pada situasi bahwa siswa yang membayar guru, hingga terkesan guru adalah karyawan yang di bayar siswa. saya tentu harus mahfum pada situasi saya ketika menjalani pendidikan dasar di desa dengan segala keterbatasan dengan pendidikan di kota besar dengan segala fasilitas kemudahan. saat SD saya tidak kenal yang namanya einstein, yang di kenal hanyalah soeharto yang fotonya terpampang didinding kelas dari kelas 1 hingga 6 tanpa pernah ada orang yang berani menurunkannya.

untuk mencari tahu siapakah kartini saya harus ke perpustakaan sekolah yang menyatu dengan kantor guru, perpustakaan itu hanya memiliki satu rak dengan buku. saat salah satu orang berhasil menemukan “refrensi” kartini satu kelas biasanya langusng mengerubuti dan berlomba menyalinnya. tapi kini sudah berubah, anak-anak tinggal mengetik keyword “kartini” dalam search engine, dan akan muncul biografi kartini dari berbagai sudut pandang, baik itu sisi politik, ekonomi, feminism, feodalisme, perjuangan, dan sebagainya.

saya sepertinya memandang bahwa segala kemudahan teknologi yang tersaji membuat siswa (anak-anak dalam hal ini) tidak lagi memerlukan guru (orang tua) sebagai refrensi ilmu, tapi hanya menjadikannya “formalitas” ijazah. karena jangan lupa bahwa mereka yang cendrung berkantong besar bisa merogoh kocek cukup dalam untuk mengkuti les dan bimbingan belajar di luar. atau menywa sang guru sekolah untuk datang kerumah.

maka, janganlah heran kalau tulisan dianggap hanya tulisan tanpa makna. lihatlah tulisan “kebersihan sebagian dari pada iman” di suatu tempat yang sangat kumuh. atau banyak orang merokok di hadapan tulisan “dilarang merokok“. hingga membuang sampah di tempat yang sudah diberi tulisan “jangan membuang sampah disini“. tulisan sebatas sambungan huruf tanpa makna, tanpa esensi. mereka mungkin hanya membaca.

tentu saja kebanyakan para pelanggar ini bukanlah orang-orang buta huruf mereka mungkin saja orang-orang terpelajar yang memiliki titel. hal semacam ini menjadikan sikap sensitif terhadap lingkungan sosial bisa hilang, dan menjadikan tingkat egoisme meninggi. hilang sudah sikap menghormati kepada yang lebih tua, hingga justru menjadi sikap menyepelekan. hal-hal seperti ini sudah menjadi lumrah di kota-kota besar. dimana yang harusnya dibimbing mulai disingkirkan, orang tua dianggap babysitter gratis sebagai tempat penitipan anak.

tidak hanya itu hilangnya sikap menghormati yang lebih tua atau bahkan dalam kata yang lebih kejam, menyingkirkan. terjadi di tempat-tempat umum. tidak adanya sensitifitas sosial menjadikan rasa ego yang besar demi kenyamanan pribagi walau harus menyingkirkan orang tertentu tanpa rasa bersalah. perlu di telisik sebenarnya apakah sebagian orang-orang ini buta huruf atau buta moral.

saya yakin yang pemuda dan orang yang duduk itu tidak buta huruf dan buta mata, tapi mungkin buta moral dan buta sosial. ini adalah bagian sekelumit hidup yang tersaji di pojok-pojok kehidupan dan masyarakat. saya hanya coba menerka apa yang sedang dipikirkan sang nenek dengan meletakan tangan kanannya untuk menyangga dagu. adakah beliau berfikir “kanapa aku duduk disini dan kalian disana?”
Read More...

Ciumannya di Pinggir Jalan Itu, Menyentuh Hatiku

Leave a Comment

jogja cerah, riak awan bergelombang menari bersama angin. dan kembali untuk kesekian kalinya duduk sendiri termenung di bawah pohon beringin, tepat di kursi hijau yang catnya mulai luntur, persis berada di depan Gedung Agung saksi sejarah ditangkapnya Soekarno oleh bala tentara Belanda saat agresi militer kedua. segar sekali udaranya, bersyukur udara jogja masih bisa dihirup dengan segarnya walau berada di trotoar jalan.

dari tadi tatapanku tak bisa lepas dari tugu keramat, monumen serangan umum 1 maret, yang didirikan sebagai pertanda kedaulatan NKRI atas Belanda. sebuah monumen yang di dirikan tepat di depan Istana Jogja. persis di arah timurlaut titik nol jogja. tapi entah kenapa gerbang depan jarang sekali dibuka kecuali ada kegiatan khusus, sehingga pengunjung harus berputar lewat Benteng Verdeburg untuk masuk kedalam Monumen itu. mungkin pengelola punya pertimbangan tersendiri, untuk menjaga kesakralan.

ilustrasi : sumber bisnis-jabar.com
semakin sore lalu-lalang kendaraan semakin ramai, becak dan delman beradu cepat dengan bus-bus kota dan transjogja, sepeda ontel pun tak mau kehilangan lahan yang di srobot pengendara sepeda yang minum minyak. hah… jogja yang kian hari kian padat, semoga jogja tidak mengikuti jejak jakarta yang kehidupan jalanannya semakin tidak terkendali. birunya langit perlahan ditelan lembayng senja, titik nol semakin ramai. ada dua sejoli yang memadu kasih, ada sekelompok pemuda bersanda gurau penuh tawa, para pemuja fotografi berlagak dengan kameranya, penumpang bus antri padat di shelter, penjual makanan dan minuman tak henti menawarkan dagangannya, dan tukang pakir dadakan pun berlagak sok profesional.

tapi lamunanku tentang mereka dan kehidupan sosial yang dijalaninya terhenti karena dikejutkan oleh tangisan seorang anak tepat di belakangku, rasa penasaranku bergejolak. perlahan kutengokan wajahku kebelakang, ah… perempuan kecil yang cantik, menangis akibat terjatuh saat berlari-lari dan tawa  cerianya berubah seketika. tapi wajah ibunya terenym penuh makna dan kasih sayang.

Bagi orang dewasa mungkin tidak berarti apa-apa tetapi bagi anak-anak yang masih balita, hal tersebut cukup membuat ia menangis. Maka datanglah ia menghampiri sang ibu, sambil tersedu memperlihatkan tangannya yang sakit tadi.

Sang ibu berkata “sakit ya sayang?” dan kemudian ia mencium bagian yang sakit tadi.
diangkatnya si anak dalam pelukan sang ibu tadi,
sudah-sudah, cup cup cup….ga apa-apa kok sayang…”

dengan tersenyum ibu itu mencoba menenangkan tangisan anaknya, ajaib tangisan si anak tadi yang sangat keras, tiba-tiba terhenti seketika. dan si ibu tadi semakin mengeratkan pelukannya, sambil mencium kening dan pipi anak itu.

kita pulang yuk…” ajak si ibu kepada anaknya. yang dibalas dengan senyum penuh cinta dari sang anak kecil tadi.

Apa makna sebuah ciuman? Ia bisa menjadi lambang kemesraan dan cinta bagi pasangan yang tengah kasmaran dan dibuai nafsu, tapi bagi seorang ibu dan anaknya, ia akan berarti lebih dari itu. Tangan yang sakit tadi tentunya tidak bisa begitu saja sembuh dengan sebuah ciuman. Masih ada rasa perih yang tersisa. Tapi ciuman yang disertai cinta sanggup membuat ia berhenti dari tangisnya, lupa akan rasa sakit, dan bermain kembali. Ciuman dari sang ibu memberinya rasa nyaman dan kesembuhan.

sebuah fragmen kecil di pingir jalan antara ibu dan anak itu membawa jauh kenanganku ke kampung. ciuman ibu itu pada anaknya juga bernilai lebih buatku, ciumannya dipinggir jalan itu, menyentuh hatiku. walaupun ibuku tak pernah mencurahkan kasih sayangnya dalam bentuk ciuman (maklum udah agak gede, :D) wah, aku jadi rindu kampung halaman, rindu ibu, rindu bapak, rindu adiku, rindu kakek dan neneku yang hobi menciumi cucunya dari yang balita hingga yang sudah punya anak, rindu kakek neneku (dari bapak) yang telah almarhum, maap ramadhan ini ga bisa nyekar. apalagi ini menjelang puasa. semua kerinduan ini berkecamuk, semoga lebaran ini aku bisa pulang mudik ke kampung.
Read More...

Antara Kematian dan Perpisahan, Misteri Tanpa Ilusi

Leave a Comment

seperti apa rasanya kematian?

belum pernah saya melihat orang bangkit dari kubur kemudian bercerita tentang kematian, tentang rasanya sakaratul maut saat izrail mencabut nyawa manusia atas intruksi Tuhan yang tertulis di Lauhil Mahfudz. kenapa ada orang begitu takut dengan kematian dn kenapa ada orang justru mengejar kematian, kematian inlah misteri terbesar manusi yang tak pernah terpecahkan, setidaknya dalam ruang lingkup pemikiran saya amat sangat terbatas sebagai makhluk Tuhan.

kematian adalah sebuah perpisahan, berpisah dengan kehidupan, berpisahnya nyawa dengan raga. waktu SD saya pernah melihat seorang nenek-nenek berada dalam sakaratul maut, meregang nyawa yang nyata, nafasnya tersenggal-senggal, matanya melotot, tubuhnya seperti cacing kepanasan, dengan mulut terbuka lidah menjulur keluar, dan beberapa orang disekitarnya ada yang menangis serta membaca ayat-ayat Tuhan. entah bagaimana meninggalnya nenek itu, saya lupa, tapi memori masa kecil saya masih merekam dengan jelas prosesi saat manusia meregang nyawa.

sumber foto: mta-online.com
beranjak SMP saya semakin sering melihat orang-orang meninggal dunia tapi entah kenapa saya tida pernah merasa bersedih. mungkin hati ini sudah bebal. suatu waktu di depan sekolah saya ada sebuah kecelakaan dimana seorang pengendara mototr mengalami keclakaan dan meregang nyawa dengan berlumuran darah setelh terjadi kecelakaan dengan mobil pengangkut ban dan sebuah truk. saya tidak perlu menceritakan betapa parahnya kndisi pengendara motor itu, tapi melihat bagaimana dia meregang nyawa lewat proses menggeliat lebih lama, saya bisa menebak betapa sakitnyaa kematian itu.

bahkan Rasulluloh pun menangis saat izrail datang menjemput, merasakan bagaimana sakitnya kematian. ajal memang penuh misteri, dan ketika kematian itu datang sebuah prosesi perpisahan tak terelakan, tak ada yang dapat menolak. kata orang jika kematian ditangisi artinya dicintai dan jika kematian itu dibarengi tertawa yang hidup maka orang itu dibenci. tai suatau waktu nanti saya ingin kematian saya tidak usah terlalu ditangisi toh semuanya juga akan kembali.

saya jadi ingat dulu saat mendengar nenek yang di kebumen meninggal dunia, saya di telephon kalau nenek meninggal. saat itu saya langsung memacu motor legenda kesayangan saya dari jogja menuju kebumen pagi-pagi buta, sesampai di sana saya belum begitu melihat kesibukan berarti karena nenek saya meninggal di kroya tempat paman. tapi sat mendengar kabar bahwa nenek sudah di bawa dengan ambulans, kesibukan di rumah mulai terasa. beberapa orang mulai menyiapkan ruangan dan kursi serta tempat tidur untuk jenazah, suasana begitu ramai namun sunyi, wajah beberapa orang terlihat lebih tegang.

saat ambulance sampai di rumah dan jenazah sudah dibaringkan di ruang tengah, tak ada air mata yang mengalir di wajah. Saya sibuk memikirkan : apakah kematian itu sebenarnya?apa yang menyebabkan semua ini bisa terjadi? Wajah yang selalu tersenyum itu, kini tidak lagi memancarkan ekspresi. tangan yang biasanya kucium itu kini sudah salin menggenggam di dada.

padahal beberapa saat yang lalu saya bertemu nenek, ketika mampir ke kebumen dan mampir sebentar sebelum melanjutka perjalanan dari cilacap menuju jogja. lama berlalu perpisahan itu tak terlalu begitu nyata, tapi saat lebaran ketika saya kembail berkunjung kekebumen, saya meliaht pemandangan yang unik yatu rumah kuno peninggalan simbah sudah rata dengan tanah. tapi bukan itu yang membuat sya bertanya dalam hati, yang menganjal di hati saya yaitu tak ada lagi tangan keriput yang biasa saya cium.

perlu lebih dari satu hari untuk menyadarkan saya bahwa batas antara mati dan hidup beitu tipis, begitu sederhana namun sangat sulit unutk dicerna. lain nenek lain pula teman saya, seseorang yang biasa bersanda gurau sehari-hari namun tiba-tiba meninggal, sangat aneh rasanya merasakan situasi yang berbeda, orang-orang yang biasanya ada dan berbincang bersama kemudian pergi untuk selamanya, sebuah perpisahan yang terkadang tak pernah dirasakan pertandanya dan tanpa ucapan kata-kata.

batas antara mati dan hidup hanyalah sedetakan jantung saja namun begitu rumit untuk difahami. Andai saja kita semua punya cukup waktu dalam hidup untuk memahami kematian. Tapi waktu tidak pernah cukup untuk menjawab semua pertanyaan.  bermacam-macam fragmen kematian yang saya saksikan dari kecil hingga kini, memberi sebuah pemahaman sederhana dalam diri saya bahwa tubuh bukanlah manusia dan tubuh bukanlah kehidupan.

Tubuh memang tidak memahami apa-apa. Ada jiwa yang hidup di dalamnya yang memberikan tujuan kepada tubuh. Tangan, kaki, paru-paru, jantung dan otak, semuanya berhenti bekerja ketika jiwa itu pulang ke tempat asalnya, sesuai waktu yang telah ditentukan baginya. Yang terbaring dalam diam itu hanyalah tubuh, dan orang-orang yang terbaing kemudian dikubur itu bukanlah nenek, teman atau kerabat saya, kara itu semua hanya tubuh sedangkan mereka sebenarnya telah pergi. Andai saja ada waktu yang cukup untuk memahami segalanya. Tapi hidup ini memang tidak pernah cukup untuk menjawab semua pertanyaan, dan akal saya pun tidak cukup mampu untuk mencarikan semua jawaban.

apa yang terjadi pada saya tak kan jauh beda, saat kemaian itu tiba dan membuat sebuah perpisahan paling nyata dengan dunia, maka saya bukalah apa-apa, hanya seonggok tubuh tak berdaya tanpa nyawa tanpa jiwa. saat itulah saya tak kan lagi berdaya, hanya seonggk bangkai yang menerima apa saja yang dilakuka terhadap tubuh saya, hingga dikubur kemudian menjadi makanan cacing tanah. bermacam-macam feragmn dan sketsa kematian yang tampak di mata saya selama bertahun-tahun masih belum juga membuat saya memahami kematian. Saya takjub dengan sebuah kekuatan yang mampu memisahkan tubuh dan jiwa, kemudian membuat situasi menjadi begitu berbeda. Segalanya berubah ketika jiwa berpulang ke kampung halamannya.

saat kematian menyapa apalah daya anak manusia, seperti juga mereka yang megalami genosida, atau korban-korban perang dari berbagai negara hingga yang mengalami kematian dalam kecelakaan bahkan bencana, semuanya tak bisa apa-apa. akhirnya semua terkubur dalam gundukan tanah basah. dalam sebuah kesepian yang nyata. Mungkin untuk beberapa hari setelah kematianku, aku masih diingat dan masih banyak orang yang berkunjung ke kuburanku, tapi itu tidak akan lama. Pasti diri ini akan dilupakan. dan saya tidak tahu itu. Waktulah yang akan menjawabnya…….

Selamat jalan untuk diriku yang telah wafat……….
Read More...