Rabu, 21 November 2012

Benci atau Cinta

Leave a Comment

hahahha, ada yang marah saat melihat mayat seorang bayi yang meninggal akibat serangan rudal israel. tapi akal sehat saya gagal faham bahwa tidak ada yang marah ribuan bayi meninggal dalam keadaan kelaparan di afrika yang sama-sama negara muslim seperti somalia, mauritania, hingga mali, dan puluhan negara2 mayoritas islam dalam ancaman kelaparan.

 ribuan orang rela membagi hartanya demi membantu warga gaza yang menderita diserang israel, namun akal sehat saya gagal faham bahwa tak ada orang indonesia yang berani menggalang dana membantu sesama muslim yang kelaparan di afrika.

orang-orang marah ketika mayat-mayat bergelimpangan dan puluhan orang meninggal di gazza akibat roket dan rudal. tapi saya tak melihat orang-orang marah saat sebuah negara abbasiyah yang dulu makmur hingga menjadi tempat berlindung para sahabat dan menjadi tempat hijrah pertama kini kelaparan yaitu mauritania.

apa yang membuat ada simpati dengan warga gaza? kemanusiaan (terhadap muslim di gazza) atau kemarahan (pada serangan israel) ? jika kemanusiaan yang dikedepankan maka dimana sisi kemanusiaan untuk sesama muslim di afrika yang meregang nyawa dalam kelaparan? namun jika sisi kemarahan yang di kedepankan, silahkan hidup dalam api kebencian.
Read More...

Minggu, 18 November 2012

Kisah-Kisah Yang Terpisah

4 comments
akhir-akhir ini mulai jarang melihat matahari bersinar cerah kala pagi, musim hujan benar-benar membuat perbedaan. rasanya lebih nyaman menghabiskan waktu sendirian dikamar, walau tidak sendirian dalam makna sebenarnya karena masih ada mereka. masih ada dua malaikat yang setia mengikutiku dan tanpa alpa mencatat semua perbuatan yang telah kulakukan, masih ada setan-setan penggoda yang juga tak kunjung lelah berusaha, ada cicak yang tiap malam berputar disekitar lampu menunggu nyamuk dengan sabarnya untuk makan malam, ah masih ada kalajengking yang beberapa waktu aku piara, ada serombongan jangkrik makanan kalajengking yang tiap malam mengingatkanku akan kampung halaman saat berderik, tak ketinggalan barisan semut yang merambat didinding. 

yak, ada kesendirian yang tak pernah sendiri dan hujan diluar belum kunjung reda. bunyi rintiknya yang bertalu didinding kanopi menggoda memori hatiku. ada rasa ketidaknyamanan dan rasa bersalah yang terlintas untuk beberapa saat. ini hari minggu rasanya tadi pagi aku ada janji untuk bertemu beberapa orang di sunmor UGM, akhir-akhir ini juga tak lagi sempat untuk ke rumah sakit sardjito, selain itu aku sudah lupa kapan terakhir kali berkunjung ke sanggar di sekitar prambanan, masih ada hutang deadline tulisan untuk sebuah media lokal di jogja.

rindu rasanya ke rumah sakit sardjito, rindu keceriaan ruang nuri, rindu tawa-tawa semangat hidup kawan-kawan kecil itu. melihat mereka selalu ada aura positif untuk tak pernah menyerah menghadapi tekanan hidup. kawan-kawan kecil yang selalu tersenyum meskipun mereka sepenuhnya sadar akan kondisi tubuhnya. orang tua mereka yang selalu tersenyum demi menyemangati anak-anaknya yang terbaring meskipun para ibu itu tahu beratnya menanggung vonis berat dari dokter untuk anak mereka.

hingga akhir bulan ini juga rasanya belum sempat ke sanggar di dekat prambanan, sanggar kecil yang sekaligus berfungsi sebagai perpustakaan di perbukitan terjal itu mungkin kini sudah sedikit berbeda. ada satu kardus buku titipan dari beberapa teman untuk dibawa kesana juga belum sempat untuk dibawa. kawan-kawan kecil di bukit gresang apa kabar kalian ini, ah aku juga rindu semnyuman-senyuman mereka yang tanpa beban. anak-anak desa yang ceria sampai kapan kalian mampu bertahan dari serangan orang-orang kota yang serakah. anak-anak lugu dan pemalu tetaplah jadi pejuang untuk meraih mimpi.

hujan sudah mulai reda, tersisa grimis kecil yang ritmis. kanopi yang tadi diombang-ambing kini sudah tenang, tinggal tersisa bulir tetes-tetes air yang jatuh dari tepinya. tahun baru hijriah telah terlewati, tahun masehi sepenggal bulan lagi berakhir, akhir tahun tanpa mimpi tanpa ambisi. entahlah aku ini mati ditelan mimpi atau mati ditelan ambisi. saat di UGM beberapa sekenario menjadi rusak karena terlalu menuruti ambisi untuk meraih mimpi, dari ke entikong mnembus perbnatasan di kalimantan barat lewat hutan, tersesat di belantara hutan beton dan kumuhnya jakarta hingga beradai di pusat-pusat prostitusi denpasar. mungkin kini aku harus sedikit menahan ambisi untuk tetap bertahan dijogja tidak menyambut semua tawaran dan panggilan. setidaknya sampai masa studi kedua tidak terlalu berantakan. ah sial aplikasi ke jepang sudah aku kirimkan, orang rumah masih bertanya "kapan mau buat paspor?".  


kini aku masih memandangi grimis kecil sisa hujan tadi ditemani secangkir kopi, aku berdoa aplikasi dan permohonanku ke jepang untuk ditolak saja. jika diterima aku tak tahu cara menolaknya dan itu akan semakin dilematis. kini untuk sebentar saja rasanya ingin istirahat dari duniaku sebelumnya, beberapa hal dimasa lalu memang lebih baik disimpan dan dimuseumkan untuk tidak perlu diketahui orang-orang dimasa depan. 

repositori mimpi... sampai kapan aku akan bertahan.... seperti hujan yang sudah reda kini akankah semangatku reda? hahahahhaha... tak ada kata mengeluh dan menyerah dalam kamus hidup yang kususun. hanya ada dua tipe manusia, pertama mereka yang jatuh dan terpuruk tapi tak pernah bangkit, kedua mereka yang jatuh dan terpuruk kemudian bangkit lagi. dan aku tipe kedua. bukankah manusia diciptakan sama dengan kondisi yang sama yang membuatnya berbeda sejauh mana dia bertahan dalam tekanan lingkungan. 


seperti batubara dan intan, keduanya disusun dari struktur atom C yang sama. namun keduanya memiliki berbeda, karena untuk menjadi sebongkah intan batubara harus ditempa dalam tekanan dan suhu tinggi di alam. seperti itu juga manusia dibentuk, kualitas seseorang akan ditentukan seberapa kuat tekanan dan cobaan yang diadapatkan untuk membentuk dirinya. akan menjadi intan yang berkilau dengan harga tinggi atau hanya sekedar batubara yang dijual murah. 

matahari mulai bersinar dibalik celah awan, gelap itu perlahan sirna saat mendung telah berganti cerah. seperti itupula hidup, hahahaha..... aku rindu kawan-kawan kecil itu, minggu depan semoga bisa mampir ke ruang nuri di rumah sakit sardjito atau jika sempat semoga masih bisa ke perpustakaan-sanggar studio biru dalam waktu dekat. senyuman mereka selalu menghadirkan semangat baru..... memang pelangi tak selalu muncul kala hujan reda, tapi yakinlah hujan itu akan berhenti.

-santai

dari tepi selatan kaki merapi

sumber gambar : berurutan dari atas : devianart.com, darisdarisman.blogspot.com, sodahead.com, weheartit.com
Read More...

Senin, 12 November 2012

Nizam, Uang, dan Tetes Air Mata

3 comments
acara suka-suka nizam : gambar dari an.tv
hari ini senin 12 november saya tak sengaja melihat sebuah tayangan sejenis reality show berjudul suka-suka nizam yang tayang di ANTV. sebenarnya saya tidak tertarik dengan acara ini namun saat tidak sengaja tombol di remote terarah pada ANTV yang sedang menyiarkan acara tersebut saya spontan terkejut, bukan karen acaranya, namun scene nizam menangislah yang membuat saya tertarik.

dalam adegan itu ditayangkan nizam menangis tidak mau melanjutkan pengambilan gambar di sebuah rumah "korban", korbannya adalah seorang artis muda yang juga tidak penting buat saya karena intinya bukan pada titik itu. nizam menangis karena ketakutan dan tidak mau shoting lagi, namun yang membuat miris nizam dipaksa melakukan adegan pengambilan gambar meski dia menolak. saya tulis pemaksaan tanpa tanda kutip jelas merupakan penekanan khusus buat saya. saat nizam dengan menangis hingga menjerit menolak pengambilan gambar, jelas dalam acara itu ditampilkan nizam diiming-imingi segepok uang lembaran seratus ribuan -saya perkirakan lebih dari satu juta- untuk memaksa nizam melakukan proses pengambilan gambar.

buat saya ini mengerikan, saya kira sang orang tua terlibat dalam fragmen tersebut, dan jelas dalam posisi meng-iya-kan, terlihat bahwa adegan tersebut ditampilkan secara vulgar sebagai bagian dari tayangan yang -jelas sudah- masuk ruang editing. bagaimana mungkin anak kecil dipaksa melakukan pekerjaan -sesuai kontrak- dan orang tuanya dengan tega memaksa anak bekerja dengan iming-iming segepok uang lembaran ratusan ribu. mencoba untuk husnudzon bahwa nizam tidak dijadikan sapi perahan orang tuanya, namun akal sehat saya gagal untuk mencerna itu semua.

catatan saya belum berhenti disitu, adegan nizam yang menangis dan menolak melanjutkan sesi pengambilan gambar itu dengan sangat luar biasa gila dijadikan sebagai bagian tayangan meski jelas itu bagian di luar skenario yang dibuat bagian produksi. gila buat saya, bagaimana mungkin tangisan seorang pekerja anak (dalam bahasa saya) yang ketakutan -dan bukan rekayasa- masih diuangkan. tidak cukupkah tenaga hingga masa kecilnya direnggut untuk dijadikan materi bahkan hingga tangis ketakutannya -di uangkan- menjadi bagian dari reality show yang di umbar ke publik.

saya memang bukan orang tuanya, saya bukan keluarganya, dan tidak ada hubungan apapun. tapi saya dan nizam dan anda semua yang mungkin membaca tulisan ini pernah merasakan menjadi anak-anak, dan -meskipun- mungkin kita lupa kejadian dimasa lalu kita selalu rindu akan masa itu. apakah nizam dan para pekerja anak di televisi akan merindukan masa kecilnya untuk bernostalgia? entahlah! tapi yang pasti ketika nizam yang menangis ketakutan dan enggan melanjutakan sebuah sesi pengambilan gambar lalu dipaksa dengan iming-iming sejumlah uang, maka bisa saja sesungguhnya nizam dan anak-anak seusianya yang dipekerjakan sebuah industri telah kehilangan masa kecil yang sesungguhnya.

tangisan nizam sebagia pekerja yang diming-iming sejumlah uang untuk melanjutkan sesi pengambilan gambar, mengingatkan saya pada ratusan hingga ribuan pekerja anak yang menangis ketakukan dan enggan bekerja layaknya nizam. ratusan pekerja anak yang bergelut dalam buruh industri formal hingga non-formal serta bahkan rela memalsukan akte kelahiran demi menjadi buruh migran ke luar negeri. nizam hanya sedikit lebih beruntung dari ribuan pekerja anak lain karena dia di daulat sebagai selebriti, sisanya sama saja. nizam tetap menangis tanpa kuasa untuk menolak kontrak yang ditandatangani orangtunya.

syahdan, di sesi pasca jeda tayang iklan nizam dapat di bujuk untuk melanjutkan shooting dengan dikasih berbagai macam hidangan makanan. dan saya terlalu miris untuk melihat dan melanjutkan menonton tayangan ini. karena jika anda melihat setiap episode suka-suka nizam anda akan melihat air mata nizam akan menetes. dan  mungkin buat mereka tangisan nizam adalah humor yang menjadi bahan tertawaan, tapi buat saya itu tangisan mengiris hati seorang pekerja anak.
Read More...