Sabtu, 23 Juni 2012

23 Juni

Leave a Comment
sungguh betapa sulit melawan arus usia, betapa susah menghentikan laju detiknya. Sebab usia terdengar seperti suara tangan-tangan gaib yang melintasi ingatan, meninggalkan gema ketukan di sepanjang perjalananku  yang gugup diantara harapan dan kesementaraan. Ternyata menjalani hidup ini seperti berjalan mundur, sebelum akhirnya hancur. Kita bergerak pada arah yang tak berpeta, arah yang tak bisa diterka; arah ketika manusia berusaha mengekalkan silam dengan ingatan yang setengah tenggelam, dan berupaya membaca masa yang akan datang dengan sebutir bintang yang kelak padam. Kita berulangkali bersahutan dengan rencana-rencana yang tak sempurna. Dan kecemasan menemui kita, menyelinap ke dalam ruang kecil diantara jarak cinta dan air mata. Di sanalah diam-diam kita tersesat dalam kesulitan yang letih  membedakan antara kemenangan dan kekalahan, kebahagiaan dan kesedihan, sebelum akhirnya kita tiba pada takdir mimpi yang tiba-tiba sepi, tangis yang benar-benar habis, dan nyawa yang tiba-tiba direbut maut…

Terima Kasih untuk semua sahabat yang berdoa di hari ulang tahun saya.
Saya bersyukur pada Tuhan karena masih diberi umur yang panjang, itu artinya masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri dan berkarya. Saya bersyukur punya sahabat-sahabat yang mau mendoakan saya. Ya, bagi saya, doa sangat penting dalam hidup ini, sebuah hadiah berharga. Doa ibarat angin yang mendorong layar perahu hidup saya. Hm, momen-momen usia bertambah, adalah momen intropeksi diri. Dalam geliat usia yang bertambah, fitrah kemanusiaan kita selalu menyimpan cita-cita dasar dalam hidup, yaitu bisa memberi manfaat bagi orang lain. 

Saya senang mendengar orang berdoa untuk saya. Saya tak mau meremehkan doa, meskipun dari seorang pengemis.  Apalagi dari kawan-kawan yang sudah mengenal saya sejak lama hingga yang berkenalan dii dunia maya. baik itu lewat dari Facebook, twitter, ada yang lewat email, bahkan sms yang masuk di HP saya… walaupun mungkin sebagian di antara kita belum bertemu, terimakasih semuanya… terimakasih….

Read More...

Jumat, 22 Juni 2012

Dinding Luka

Leave a Comment
masihkah kau bersembunyi di balik dinding luka yang kita bina bersama ataukah kini kau telah membuka diri terhadap orang lain untuk lebih bahagia. aku tak berharap kau terus menantiku  layaknya malam yang menanti matahari terbenam. aku justru berharap kau bersama dirinya yang wajahnya tak ingin ku tau. maafkan diriku yang memberi tangis dalam jalinan yang kita rajut, maafkan aku yang memberimu bimbang diatas janji setia yang mengambang. aku hanya muncur perlahan sebagai pengecut yang masih bersembunyi dibalik dinding luka yang kita bina.



Read More...

Kamis, 21 Juni 2012

Tidak

Leave a Comment

minggu lalu anaknya sudah bisa bicara, si ibu tersenyum menatap buah hati yang belum berlumur dosa. senyumnya lebar penuh haru bahagia ketika kata yang pertama anaknya ucapkan adalah kata “ibu”. dan kemarin lusa si ibu semakin sumringah saat kata kedua yang anaknya ucapkan adalah kata bapak. itulah sebutan yang sering di ajarkan setiap waktu kepada sang anak. si ibu selalu mengajarkan anaknya untuk cukup memanggil “ibu” dan “bapak” saja. seorang  ibu yang terbiasa sendiri mengurus anak pertamanya yang mungil karena suaminya bekerja keras seharian, tak ingin mengenalkan kemewahan pada anaknya. walau itu sebuah kata panggilan seperti “mamah” dan “papah” yang mulai ramai terdengar di kampung.

kini beberapa bulan berlalu anaknya sudah bisa berjalan, bahkan berlari kecil di topang kedua kaki mungilnya yang masih terlihat ringikih. mulut sang buah hati sudah mulai cerewet melafalkan setiap kata yang sang ibu ajarkan. meski kadang kata-kata itu tak terdengar sempurna di ucapkan. kini si anak mulai terbiasa keluar rumah, berbicara dengan teman-teman sebayanya dalam bahasa UFO. bahkan kini tetangga mulai mengajarinya kata-kata mutiara dan melafalkan bahasa. si anak mulai pintar dan cerewet, dan senyum sang ibu selalu sumringah setiap menyambut pagi.

ilustrasi | dejulogy.wordpress.com
tapi pagi ini semuanya berubah, pagi ini runtuhlah semua jiwa keibuan yang dibina, pecah kaca cinta yang mulia, dan luluh lantak senyum yang selalu membahana. pagi ini untuk pertama kalinya anaknya tercinta menggemakan kata yang tak pernah dia ajarkan, kata yang tak pernah ia suarakan kepada anaknya, kata sakral yang bahkan tak pernah terbersitpun untuk ia ucapkan di depan anaknya. kata “Tidak”. pagi ini anaknya mengucapkan kata tidak. kata yang menjadi jawaban saat sang ibu meminta anaknya yang sudah mampu berjalan, untuk mengambilkan gelas di meja makan.

enah siapa yang mengajarkan kata itu, sejak anaknya akan lahir, sejak anaknya memeras susunya hingga habis, sejak anaknya menangis histeris, sejak anaknya menghela nafas pertama, sang ibu tak pernah mengucapkan kata tidak, bahkan tak pernah berfikir ataupun terbersit dalam hatinya untung mengucap tidak terhadap anaknya. namun kini, pagi ini anak yang ia rawan dan ia cintai mengucapkan kata yang di haramkan dirinya untung mengucapkan pada anaknya.

si ibu mengulang permintaannya dengan tambahan kata “tolong” pada anaknya, ia begitu merendahkan dirinya dan jiwanya di hadapan sang anak. namun anaknya kembali menjawab dengan kata tidak, dan kini anaknya menambah pula kata sebagai alasan penolakan yaitu kata “capek”. hati ibu mulai hancur luluh lantak berkeping-keping, tak pernah sekalipun si ibu mengucap kata capek dan merasa cape merawat anaknya. kini untuk pertama kalinya, dipermintaan pertama pada anaknya, si anak mengatakan tidak dengan alasan capek. bertahun-tahun cinta dan kasih sayang yang dicurahkan berbalas penolakan di permintaan pertamanya kepada sang anak.

ibu itu akhirnya berjalan mendekati meja makan, mengambil sendiri gelas yang ingin dia ambil tanpa bantuan anaknya. perlahan sang ibu mendekati anaknya dengan sepiring nasi penuh lauk-pauk dan segelas air minum. masih dengan menahan senyum bibir namun luka di hati, sang ibu mengajak anaknya makan. dan sekali lagi sang anak mengatakan tidak…
Read More...

Rabu, 20 Juni 2012

Saat Kondom Menyerbu Kost

Leave a Comment

kemarin lusa ada yang berbeda di kost-kostan saya. puluhan kondom berserakan, saya bilang puluhan kerena jumlahnya lebih dari 20 biji dalam hitungan kasar saya. kondom itu di bawa oleh seorang kawan yang biasa kami panggil bang dandim. sutra merek kondom itu -sebuah merek yang tak perlu lagi di sensor- dengan dengan peringatan bergaris bawah “tidak untuk diperjualbelikan”. itu artinya kondom tersebut merupakan bagian dari program pemerintah alias gratis. pembagian kondom sebenarnya adalah program lama pemerintah untuk mengurangi dan menekan persebaran HIV/AIDS lewat seks beresiko.

namun ketika kondom gratisan itu berserakan di kost-kostan di jogja, dan saya yakin tidak hanya di kost saya saja maka saya justru mempertanyakan apa fungsi sarung karet tersebut. di sisi lain kita bisa memandang itu sebagai sebuah program baik, tapi di sisi lain program ibu nafisah mbi sangat tidak cerdas. jika di anlogikan sebuah perang, untung menghentikan korban perang yang terus berjatuhan, bukanlah memberi tameng dan senjata supaya tidak gugur, tapi melakukan gencatan senjata dan perdamaian. begitu juga dalam masalah menekan jumlah ODHA, mencegah penyebran HIV bukan dengan memberi kondom namun menghentikan prilaku seks beresiko tersebut.

ilustrasi kondom | tribunnews.com
tanpa program pemerintah pun sebenarnya kondom sangat mudah di dapatkan. selain pembagian gratis yang selama ini memang sudah berjalan, sarung petarung tersebut juga di jual bebas di swalayan-swalayan berlabel mart yang tersebar di seluruh plosok indonesia seharga premen karet.  harusnya jikapun tetap mau melanjutkan program ini lebih menyeluruh sebaiknya cukup di fokuskan pada populasi kunci saja. ini lebih tetap sasaran dari pada bagi kondom gratis. pembagian kondom gratis hanya semakin mempermudah -hal yang sudah mudah- para remaja untuk melakukan seks bebas. pertama-tama mungkin seks bebas pake kondom karena takut hamil, setelah itu coba-coba ga pakai kondom, hamil lah sudah.
coba bayangkan wahai ibu menteri nafisah mboi yang saya hormati. mungkin anak anda sudah besar, namun saya yakin cucu-cucu anda mungkin masih beranjak remaja. bayangkan jika pelaku seks bebas itu cucu anda, siapkah anda jika keperawanan cucu anda di bobol oleh kondom yang anda gratiskan. remaja sebenarnya bukan takut AIDS saat melakukan seks bebas, mereka tkut hamil. nah jika ketakutan mereka akan hamil di minimalisir oleh anda, seks bebas justru akan semakin tinggi.

kembali ke kondom yang mulai berserakan di kost saya, anda tahu untuk apa kondom-kondom itu. kebanyakan di tiup dan melendung seperti balon untuk mainan mereka. walaupun para penghuni di kost saya kebanyakan berengsek dan hobi nonton bokep untungnya mereka masih punya otak beres. nonton bokep yes main bokep no. hahaha….

saya katakan bu menteri, pembagian kondom gratis itu mubazir, lebih baik uangnya di gunakan untuk program yang lebih cerdas seperti iklan layanan masyarakat yang di buat oleh thailand misalnya. karena mencegah jathnya korban perang bukan dengan memberi tameng, namun dengan menghentikan peperangan. mencegah penyebaran HIV bukan dengan kondom tapi dengan menghentikan prilaku seks menyimpang. saya harap nenenk mentri bisa lebih bijak. dan saya berharap cucu anda bukan korban dari kondom yang anda bagikan secara gratis.

sekali lagi nonton bokep yes main bokep no* (main bokep kalo sama pasangan resmi tetep yes *Cari KUA* ) hahahahahahahahahhahahahahahah


Read More...

Apa Kabar Sayang

Leave a Comment
ilustrasi | aguitaprayitno.blogspot.com
masih kah kau terbaring dalam kesibukan, menghela nafas kerinduan. atau kini kau tengah bersanding dengan seseorang yang mengalihkan pandangan. nasib memang tak selalu bersahabat dengan keinginan, layaknya kunang-kunang yang tak lagi bersahabat dengan malam. jika saja kota bisa membisu dari desing mesin yang menderu, jika saja kota bisa menjadi gulita dari gemerlap lampu yang menyala. maka masih ada harapan kita bersama. tinggal di ujung desa senyap yang membuat iblis dan malaikat mati karena bosan. sayang, itu hanya mimpi yang terbersit saat angin dingin di bulan juni merayap menembus celah jendela menerpa kulit yang luka. sayang, itu hanya sebuah angan kala gelap malam menyembunyikan kerlip bintang. saat mataku kan terlelap malam ini, aku harap kau tak hadir dalam mimpi seperti tahun lalu di bulan juni. sayang, apa kabar…
Read More...