Rabu, 12 Oktober 2011

Kalkulasi Bunuh Diri

1 comment

bunuh diri, dua kata yang bagi sebagian orang bisa menjadi jalan singkat keluar dari masalah-masalah yang dihadapi, seolah-olah dengan dua kata sifat yang menghasilkan sebuah frase bermakna “kerja” itu maka semua akan menjadi baik seperti semula atau mencapa tujuan yang diinginkan. kisah-kisah besar penuh misteri mengiringi sederet kejadian-kejadian bunuh diri di  seluiruh dunia. dan jepang adalah pemengang rekor tingkat bunuh diri tertinggi di dunia padahal termasuk negara paling berhasil dan maju di dunia, menjadikan pertanyaan besar bahwa sebuah kejayaan tidak berjalan seiring dengan kebahagiaan. tapi jepang punya istilah sendiri untuk bunuh diri, sebuah presepsi dan tafsir mendalam bahwa bunuih diri (harakiri) adalah peroses mempertahaankan harga diri.

suicide, begitu orang-orang bule menyebutnya, adalah perkara dimana tekanan dari luar maupun dalam tak sanggup lagi tertahan oleh kemampuan dirinya yang membatasi sistem untuk berfikir lebih luas. banyak kasus yang menyertai dibelakangnya, dari ekonomi hingga persoalan cinta. peradaban dunia mencatat bahwa qobil adalah pembunuh pertama, namun tak ada satupun literatur sejarah yang menuliskan orang  yang pertama kali bunuh diri.

selain konflik-konflik yang bersifat pribadi sebagai penyebab bunuh diri, ternyata aksi-aksi yang mengerikan ini ada juga yang bersifat kolosal, bunuh diri kolosal diawali dari peradaban jepang dimana pasukan yang kalah perang lebih memilih harakiri daripada harus pulang dengan menanggung malu akibat kekalahan. dan yang menggemparkan di abad peradaban moderen banyak terjadi di benua amerika. beberapa kasusnya seperti yang terjadi tahun 1993 Kelompok aliran sesat pimpinan David Koresh pernah membuat heboh dunia dengan aksi membakar diri di lahan pertanian dan gedungnya, sekitar 90-an anggota jemaat dan pemimpin sekte tersebut tewas terpanggang. kembali kasus besar bunuh diri mengguncang dunia tahun 1997,  ketika 40 warga melakukan bunuh diri massa karena komet Hale-Bopp.

Para korban mengenakan kaos hitam dan sepatu olah raga melakukan bunuh diri massal di utara San Diego. Para korban itu berusia antara 26 dan 72 tahun. Mereka membunuh dirinya sendiri atas kepercayaan bahwa komet Hale-Bopp, yang saat itu sedang melintasi bumi, akan membawa mereka ke tingkat evolusi yang lebih tinggi.

dan yang paling menggemparkan dengan korban hampir mencapai 1000 orang terjadi di amerika selatan, Sebanyak 900-an anggota Sekte yang dipimpin oleh Jim Jones ini melakukan bunuh diri massal tahun 1978. kejadian bermula saat anggota kongres amerika beserta 3 wartawan menembur belantara hutan untuk mencari fakta atas keberadaan sebuah sekte yang dianggap sesat, dalam perjalanan pulangnya, anggota kongres tersebut beserta 3 wartawan dan para pengikut sekte yang mencoba kabur di cegah pimpinan sekte lalu di bunuh, beberapa jam setelah kejadian itu pemimpin aliran pemujaan memerintahkan anggota-anggotanya untuk melakukan bunuh diri massal dengan meminum potasium sianida. Anak-anak meninggal lebih dulu, bayi dibunuh dengan racun yang dimasukkan ke mulut dengan sedotan. Setelah itu, lebih dari sembilan ratus orang, termasuk anak-anak, meracuni diri mereka sendiri.
ilustrasi : republika.co.id

kepercayan atas sesuatu yang diyakini menyebabkan hilangnya keterbukaan diri maupun fikiran sehingga menjadikan sempitnya cara berfikir dan menihilkan pilihan hidup yang begitu banyak. kejadian yang hampir sama terjadi di gunungkidul, sebuah buku berjudul TALIPATI karya Iman Budhi Santosa dan Wage Dasinarga mencoba menelisik dan menerjemahkan Kemisteriusan fenomena bunuh diri di kalangan masyarakat Gunung Kidul. Tali Pati, dua kata yang telah menampakkan esensi dirinya, kematian. Kematian secara wajar tidak lagi perlu dibicarakan, tetapi kematian akibat bunuh diri, menarik untuk dikaji. Apalagi bila dikaitkan dengan unsur mistik seperti yang dianut masyarakat Gubung Kidul. Ubsur mistik seperti pulung gantung dan roh halus menjadi latar elakang berita yang megiringi kematian akibat bunuh diri di daerah ini. Istlah “tali pati” bukan hanya berkaitan dengan fenomena bunuh diri, akan tetapi juga kematian-kamtian lain yang tidak wajar.

kejadian bunuh diri yang disebutkan diatas adalah beberapa contoh bunuh diri yang disertai misteri yang cendung janggal, karena kebanyakan disertai dengan kepercayaan terhadap hal-hal yang mistis dan cendrung kosmos. hal-hal itu cendrung rumit untuk ditafsirkan dengan sederhana dan jauh berbeda dengan sebab-sebab bunuh diri yang terjadi di indonesia pada umumnya dimana cendung didominasi oleh kasus ekonomi dan percintaan. dua kasus unik yang terjadi akhir-akhir ini yaitu proses “status wasiat” dimana ada proses pamitan lewat status facebook. 1 berhasil 1 gagal. Alviss Kong adalah contoh yang berhasil bunuh diri, warga negara malaysia ini sukses terjun dari lantai sebuah gedung untuk mengakhiri hidupnya karena kisah cintanya berakhir dan kekasihnya menikah dengan pria lain, sedangkan diindonesia adalah contoh gagal, dia adalah matsugawa dana seorang pria yang terobsesi budaya jepang ini berniat bunuh diri namun gagal karena di lantai gedung di cegat oleh satpam. keduanya pamit lewat facebook dengan kisah yang hampir sama.

sebagian orang mencibir mereka yang bunuh diri karena cinta, namun kebanyakan orang akan cendrung simpatik kepada mereka yang bunuh diri karena ekonomi seperti di sleman ada seorang ibu dan dua anaknya bunuh diri akibat hutang 20.000 rupiah, sedangkan pada tahun 2005 akibat malu karena tidak mampu bayar uang SPP , Miftahul Jannah nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Selepas magrib, bocah 13 tahun yang tinggal di Kelurahan Karang Semande, Kecamatan Karang Malang, Balong Panggang, Gresik, itu menggantungkan setagen sepanjang 395 cm warna putih di lehernya.dan yang masih berhubungan dengan pendidikan seorang siswi bunuh diri karena tidak lulus ujian nasional, bahkan ada yang bunuh diri di mall karena penyakitnya tidak sembuh-sembuh.

bukan hanya orang biasa yang bunuh diri, bahkan seorang peraih nobel sastra juga ada yang bunuh diri, beberapa penulis bunuh diri dengan alasan “aneh” yaitu buntu kreatifitas.terlalu lama menyendiri mengakibatkan putusnya mata rantai relasi sosial antara pengarang dan dunia sekelilingnya. Di titik ini, pengarang tidak lagi menyendiri, tapi sudah mengalienasi diri. Gejala ini kerap menjangkiti para pengarang, dan kemungkinan terburuknya adalah kejenuhan, depresi, hingga memicu tumbuhnya obsesi bunuh diri (damhuri muhammad : 2011-pengarang dan obsesi kematian-). Para pengidap “penyakit” ini bisa dirunut mulai dari Virginia Woolf (bunuh diri dengan menenggelamkan diri di Sungai Ouse, 1941), Ernest Hemingway (menembak kepala sendiri,1961), Yukio Mishima (mengakhiri hidup dengan cara seppuku—ritual memburaikan isi perut—1970) dan Yasunari Kawabata (mati secara Harakiri, 1972).Petaka yang sama juga menimpa Sadeq Hedayat (1903-1951), novelis Iran yang dari tangannya lahir karya besar “The Blind Owl” (1937).

Tragedi para penulis itu seperti hendak menujumkan bahwa bukankah lebih baik mati daripada terpasung dalam jerat hidup yang tak bermutu? Bagi mereka, lebih baik memilih mati, bilamana hidup lebih buruk daripada mati itu sendiri. Meminjam kalimat Prie.GS, jangan-jangan selama ini kita telah tertipu oleh wajah kematian yang menakutkan, dan sedapat-dapatnya dijauhi—setidaknya diulur-ulur. Semua orang ingin masuk surga, tapi tidak ada yang ingin lekas mati. Tapi, bagi Sadeq Hedayat kematian adalah suaka. Kematian yang membebaskan, mungkin……

kalkulasi-kalkulasi sebagai sebab musabab bunuh diri tak pernah bisa dicerna oleh merek yang berada diluar lingkup tekanan, jika dia mampu melaluinya di berhasil jika tidak maka jalan keluar yang sembit hingga ekstrim selalu muncul dalam bayang halusinasi. motif-motif itupun tetaplah sebuah misteri, dari harga diri, kepercayaan dalam suatu sekte, ekonomi, cinta hingga buntunya kreatifitas bisa jadi alasan, tapi yang lebih pasti putusnya relasi sosial dari dunia luar adalah penyebab utama yang paling harus diwaspadai,,, waspadalah mungkin orang-orang itu ada di sekitar anda….
Read More...

Rabu, 05 Oktober 2011

Dongeng Cepet

Leave a Comment
sumber: mediaislamnet.com


sahabat terlalu banyak peristiwa yang telah terlalui, kau tahu rintik dedaunan yang gugur di bulan oktober semakin menelanjangi pohon-pohon yang meranggas seolah mempertegas makna retak yang terukir di permukaan tanah. jika memang jalan itu masih ada mari kita laluli bersama dalam dekap hangat dan gandengan tangan. tak lama memang kita bersama, saling terjatuh dan bangkit bersama, menerima umpatan dan pujian kita anggap sama berbahayanya sebagai teror yang menakutkan. dekap hangat yang kurindukan kini mulai tak terlihat dari wajah-wajah kita, mungkin ini saat yang berat untuk diucapkan, mungkin rasa ini tak cukup, mungkin ini juga tak layak. mungkin kini saat untuk berpisah.

kini kusadari, perpisahan harus terjadi, saling meninggalkan untuk cita yang masing-masing kita tuju, kini kusadari pula ku harus sendiri melalui semuanya sebagai seorang individu. jika sempat ingin kuucapkan kata perpisahan dengan bisik lembut di dekat gendang telinga hingga ini semua menjai rahasia kita. saatnya kupulang kembali kemana aku berasal, meninggalkan semua jejak telah kita lalui bersama.

angin berhembus mengikatku dalam ruang hampa, menggiring bayangan kebersamaan kita tersapu angin selatan. hening ini terasa berbeda kini, dan sepi merenggut suara-suara ranting yang meronta patas dalam iringan grimis daun berguguran. tawa kebersamaan seolah seperti dendang yang meronta menjerit dalam kesendirian untuk pergi meninggalkan yang kita rajut dalam kebersamaan. kini saatnya kubisikan salam perpisahan di tengah gugur daun di atas tanah yang merekah.
Read More...