Selasa, 01 Januari 2013

Berapa Harga Uang

4 comments
berapa harga uang? atau saya rubah judulnya menjadi "seberapa berharga uang?" mungkin kemudian ada banyak orang punya tips dan trik untuk memuat tulisan dengan tema "bagaimana menghargai uang" toh semua jaring-jaring pertanyaan dalam rangkaian syaraf di otak saya saat ini dikomandoi oleh 3 hal yang baru saya alami, pertama sebuah film amerika, kedua tulisan di buku yang baru saya baca, dan ketiga kata-kata ibu yang dimasa lampau yang masih terekam. semuanya berujung pada kata sakral yaitu "uang". hampir tidak ada manusia di dunia yang tidak tahu uang, dunia modren memaksa ada satu alat ukur yang disepakati bersama sebagai pedoman jual beli dan uanglah jawabannya. maka anekdot "semua hal bisa diukur dengan uang" tentu masih bisa diterima akal sehat walau tak semua harus setuju.

tapi benarkah semua bisa diukur dengan uang? ya... mungkin bisa tapi "tidak semua bisa dibeli dengan uang"  film berjudul "Arthur" yang di sutradarai oleh Jason Winer memberi gambaran bahwa uang ternyata bisa menjadikan penjara. film yang naskahnya ditulis oleh Peter Bayenhm dan Steve Gordon ini menceritakan seorang pemuda bernama Arthur (Rusel Brand) yang kaya raya dan kerjanya setiap hari menghabiskan uang yang seolah tanpa batas, uang membuat Arthur menjadi manja dan kekanak-kanakan hingga di usianya yang sudah dewasa (diceritakan berusia 30 tahun) masih dalam pengawasan seorang pengasuh bernama Hobson (Helen Miren). Arthur bahkan memiliki jarak -hubungan- yang sangat jauh dengan Vivienne (Geraldine James), tidak ada nilai hubungan ibu dan anak kecuali ikatan darah diantara keduanya. bakan Arthur mengatakan ingatan terbaiknya dengan sang ibu ketika dirinya berada dalam rahim. 

secara singkat film ini menceritakan bagaimana uang memutus hubungan antara ibu dan anak, itu membuat sang anak justru lebih dekat dengan pengasuhnya. uang di satu sisi membuat arthur bisa melakukan segalanya termasuk membeli mobil-mobil keren hingga menyewa sebuah stasiun Grand Central yang membuat ratusan perjalanan kereta tertunda. tapi uang di sisi lain menjadikan Arthur dalam penjara yang membuatnya tak bisa lepas dari lingkaran setan emas yang mengelilinginya. arthur berontak dari penjara uang sang ibu meski di akhir cerita sang tokoh utama kembali dalam selimut uang ibunya. film ini lebih ber genre  komedi cum romantis. karena memuat juga kisah percintaan antara Arthur dengan gadis miskin bernama Naomi (Greta Gerwig). 

arthur mampu membeli suasana dan semua sistem serta benda untuk membuat Naomi bahagia lalu membuatnya jatuh cinta. tapi apa daya uang tidak mempu menyihir hati sang cinderela tersebut, karena Naomi punya ukuran lain tentang cinta. lalu pertanyaannya apa saja yang dapat dibeli dengan uang? 

maka jawabannya ada pada syair "The House of Wisdom" dari buku The Dance of Change tulisan Jusuf Sutanto "what money can buy! a bed but no sleep, computer but not brains, food but not appetite, finery but not beauty, a house but not a home, medicine but not health, luxuries but not culture, amusement but not happiness, sex but not love". kata-kata itu saya dapatkan dari buku "deticom legenda media online" karya A Sapto Anggoro (mantan wapemred detikcom) , tapi lebih spesifik kata-kata itu saya dapatkan pada tulisan Yogi Arif Nugraha (wantan wartawan detikcom yang sekarang berkarir di Kompas TV) pada bab pengakuan para sahabat. 

saya coba artikan kata-kata tersebut versi bebas "apa yang dapat dibeli dengan uang! sebuah kasur tapi bukan tidur, komputer tapi bukan otak, makanan tapi bukan nafsu makan, perhiasan tapi bukan kecantikan, rumah tapi bukan tempat tinggal, obat tapi bukan kesehatan, kemewahan tapi bukan peradaban, hiburan tapi bukan kebahagiaan, seks tapi bukan cinta." maka tak salah jika saya coba akulturasi dengan fatwa yang lebih singkat Emha Ainun Najib bahwa uang bisa membeli benda tapi tidak bisa membeli nilai. 

saya jadi teringat dengan klub sepak bola asal london dan manchaster yaitu chelsea dan manchaster city yang menggelontorkan dana sangat banyak untuk merengkuh gelar juara. tapi tetap saja juara bukanlah benda tapi sebuah nilai dan nilai tak pernah bisa dibeli. kita hanya bisa membeli kasur tapi tak bisa membeli tidur, kita bisa membeli obat tapi bukan kesehatan. kasur atau obat hanyalah shirottol mustaqim untuk mendapatkan tidur yang nyenyak dan tubuh yang sehat. tapi kasur dan obat terkadang tidak memberikan itu, terkadang orang bisa tidur nyenyak di alas tikar atau sehat hanya dengan pola hidup. tapi banyak juga orang membeli benda untuk tujuan nilai. chelsea dan manchaster city membeli benda untuk mendapat nilai, mereka membeli pemain hebat untuk mendapat gelar. apakah berhasil, jawabannya bisa saja iya dan tentu saja iya. tapi tetap memiliki disclaimer tak selalu dan tak semua. jawabannya adalah bisa jadi barcelona yang tak membeli pemain hebat dengan harga selangit namun lebih memilih menghasilkan pemain (benda) lewat pembinaan di akademi untuk mendapatkan gelar. ada proses yang berbeda bisa sama-sama bisa mendapatkan gelar namun memiliki nilai yang berbeda.

kita kembali ke judul awal, berapa harga uang? uang ternyata tak berharga karena dirinyalah (baca : uang) ukuran harga, namun jika ditanya berapa nilai uang, maka itu tergantung manusianya bagaimana sang manusia tersebut memaknainya. saya jadi ingat kata-kata ibu saya bahwa tak semuanya memang tentang uang atau bisa diukur dengan uang, namun dimasa modern seperti sekarang ini uang adalah salah hal yang sangat penting. uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang.

selamat menikmati tahun baru 2013
dari kota jogja dimana malam tahun baru diguyur hujan deras

sumber foto : disini, disini, disini
Read More...