Rabu, 12 November 2008

Kuliah Atau Kost?

Leave a Comment
Kini, banyak orang desa yang mengirimkan anak-anaknya kuliah di kota besar. Namun kisah menggelitik seputar keluguan orang desa dalam memahami dinamika kampus dan mahasiswa kerap kali muncul. Berikut sepenggal kisah tersebut.

Seorang mahasiswa semester 1 yang baru saja duduk di bangku PTN ternama di jogja mengirimkan surat kepada kedua orang tuanya di desa nun jauh di pelosok Jawa Tengah. Begini isi suratnya:

“Bapak dan Ibu, alhamdulillah, saat ini saya sudah mulai kuliah di jogjakarta. Kuliahnya dari pagi sampai siang. Teman-temanku di sini baik-baik, malah banyak juga yang berasal dari daerah. Saya juga sudah kost, biayanya agak mahal 250 ribu per bulan. Oh ya, Bapak dan Ibu, nilai saya semester 1 ini sudah keluar, yaitu 3,5. Doakan saya semoga kerasan tinggal di jogjakarta”

Sebulan kemudian, mahasiswa tersebut menerima balasan tersebut ;

“Anakku, alhamdulillah kamu sudah mulai kuliah. Kami berdua mengharapkan kau cepat lulus dan membantu menyekolahkan adik-adikmu. Mohon maaf bila bulan depan uang kiriman kami agak telat, soalnya harga gabah sedang turun, kata orang-orang desa akibat emport beras”.

“Cuma kami agak sedikit kecewa melihat nilai kamu. Di ibtidaiyah, tsanawiyah hingga aliyah, nilai kamu kan tidak pernah di bawah 7, malah sering 8 dan 9. Kok sekarang cuma 3,5? Ayo nak, rajin-rajinlah belajar”

“Jangan-jangan ini karena kamu ndak fokus ke kuliahmu ya? Mungkin karena kamu ikut-ikutan kost yang bayarnya mahal itu? Makanya nak, jangan dilakoni semua, kalo mau kuliah ya kuliah, kost ya kost, jangan dua-duanya”

Salam sayang Bapak dan Ibu.

0 komentar:

Posting Komentar

bagi komentar, saran dan kritiknya kawan.... (no spam)