Senin, 07 Maret 2011

Kunang-kunang dalam Kenangan

Leave a Comment

saya yakin tidak semua orang pernah melihat kunang-kunang secara langsung. serngga kecil yang hidup di dataran tropis ini sangatlah spesial, selain karena termasuk serangga yang “langka” tapi juga karena mampu berkelap-kelip dengan indah.

dulu waktu saya masih kecil dan tinggal di kampung, serangga ini bukanlah hewan mewah, karena tiap kemarau, biasanya kunang-kunang muncul di halaman rumah secara “gaib” atau jika ingin melihat sekumpulan kunang-kunang dalam jumlah besar tinggal berjalan beberapa langkah ke arah sawah. maka akan di sambut tarian magis para kunang-kunang.

bermain, berlari, bersama kunang-kunang diantara rumput-rumput dan deretan pohon di hutan ujung desa masih meninggalkan memori indah hingga kini. tawa dan canda di tengah dengung serangga dan kelip cahaya tak kan hilang digerus waktu. tapi kenangan indah itu kini seperti bayangan hantu kekhawatiran, bahwa semua itu hanya tinggal kenangan.

di kampung saya, unang-kunang sering di sebu dengan “cicika”. biasanya selalu dianggap kuku mayat. itu menjadi cara orang tua untuk menakut-nakuti anak-anak supaya pulang ketika malam semakin larut. karena anak-anak kalau sudah mengejar kunang-kunang suka lupa waktu. apalagi ketika itu di kampung belum ada listrik PLN, jadi segala yang bercahaya seperti, kunang-kunang, bulan purnama hingga jamur yang bisa bercahaya hijau selalu menjadi daya tarik tersendiri.

cahaya di malam hari bak sebuah anugerah yang luar biasa kala itu. tapi kini semenjak tinggal di jogja saya kehilangan semua itu, memang semuanya bercahaya, malam dan siang sama saja. tapi lama-kelamaan, cahaya tidak lagi menjadi sesuatu yang begitu luar biasa. tidak ada lagi kunang-kunang yang bisa di kejar, ditangkap, dan di ajak bermain-main.

hilang sudah semua itu. jogja memang begitu bercahaya di malam hari, hampir semua cahaya lampu dari jenis apa saja dalam berbagai versi ada semuanya indah, tapi itu semua serasa hampa, saya seperti kehilangan cahaya-cahaya masa kecil di kampung. tak ada lagi kelip kunang-kunang, tak ada lagi cahaya jamur yang hijau dalam kegelapan, hingga sinar rembulan yang purnama pun tenggelam dalam lautan neon dan lampu kota walau sudah di bantu kelip bintang.

0 komentar:

Posting Komentar

bagi komentar, saran dan kritiknya kawan.... (no spam)