Kamis, 21 Maret 2013

Ketika Sang Bangsat Bertutur

1 comment

Pernah baca cerita sangat pendek? Jika belum saya rekomendasikan anda untuk membaca buku berjudul “coretan untuk seorang bangsat” yang di tulis oleh rina tri lestari. Ada 39 tulisan cerita –sangat- pendek yang dibukukan. Kenapa saya bilang sangat pendek, karena semua kisah yang disajikan terlelu singkat jika di bilang cerpen dan terlalu panjang pula jika dikatakan fiksimini. Namun kisah-kisah singkat yang diceritakan memiliki makna yang sangat dalam. Beberapa –bbisa dikatakan semua- kisah memuat judul yang menggoda dan isi tulisan yang menohok pembaca.

Salah satu yang membuat saya menyukainya adalah tulisan dalam buku ini adalah setiap penggal cerita yang terhampar selalu menghadirkan kejutan. di akhir cerita bahkan mengajak pembaca memberi tafsir sendiri atas setiap karya.

Buku ini dibuka dengan tulisan berjudul “janda beranak satu”, sebuah cerita yang bisa dibilang paling panjang dalam buku ini. Kisahnya ternyata justru menghadirkan firman sebagai tokoh utama dan dalam tafsir saya sang janda beranak satu justru menjadi subjek penuh kejutan saat cerita ini ditutup di atas nisan. Beberapa cerita yang cukup berkesan buat saya adalah “hamili aku mas” serta “kuberikan tubuhku, seluruhnya”. Simak penggalan cerita dalam judul kedua yang saya sebutkan

kuberikan diriku padamu
tangan untuk digenggam, pipi untuk dicium, tubuh untuk dipeluk, semuanya?
tidak, tidak sekarang
belum, mungkin secepatnya, setelah kamu membuktikan padaku bahwa kamu tidak sedang mendua

penggalam tulisan diatas bercerita bagaimana seseorang bisa memiliki tubuh tapi tak mampu memiliki hati dan cinta. Ada juga cerita-cerita nakal yang membuat saya mengerutkan dahi seperti, “tiga laki-laki”, “kutang merah” atau kisah tentang cak haji di tulisan berjudul “terlalu banyak masjid di kota ini” dan “aku seneng koen, cuk” yang membuat saya berangguk penuh senyuman. Ada pula cerita-cerita yang membuat “ngeri” seperti “perempuan penyambut pagi”, “bunuh aku, yah” hingga "coretan tahun baru seorang pelacur".

Saya tidak bisa menceritakan semua kisah di buku ini, anda harus membeli bukunya jika mau masuk dalam ruang imajinasi rina tri lestari, ruang imajinasi nakal tapi penuh kedalaman emosi. Rina mengingatkan saya pada bint el shati seorang penulis perempuan asal mesir yang pernah mencicipi hadiah nobel.

Seperti bint el shati yang melakukan pembelaan pada hak-hak perempuan melalui tulisannya, rina juga melakukan hal yang sama namun pada skala yang berbeda. Rina sebagai seorang penulis perempuan mencoba menafsir “serangan” pada perempuan baik itu sikap dan tubuh menjadi sebuah serangan balik yang lebih menohok. Hampir disemua ceirta yang dituliskan rina selalu mengambil sudut pandang perempuan dalam melakuakan penggembaran atas fenomena sederhana yang selalu mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Misal dalam kisah “hamili aku mas”, dalam realitas sosial perempuan tak akan pernah mau hamil diluar nikah dengan segudang alasan. Namun imajinasi rina akan membuat kita mengerutkan dahi. Si tokoh perempuan justru digambarkan minta dihamili kekasihnya, karena dengan itu kisah cintanya bisa direstui orang tua.

Apa yang dilakukan rina dalam bukunya “coretan untuk seorang bangsat” menurut saya adalah merupakan dekonstruksi terhadap kehidupan nyata namun dia menfsirkannya dalam bentuk tulisan. Pemfokusan bahwa sesuatu yang marjinal di dalam sosial kemasyarakatan, semisal karakter non-utama, justru merupakan ‘pusat’ atau sesuatu yang ‘mengontrol’  seluruh makna teks. Contoh yang bagus adalah semisal pembacaan dekonstruktif terhadap kisah-kisah perempuan yang marjinalkan seperti perempuan penggangu, hamil diluar nikah, hingga pelacur dibalik menjadi seuatu yang haq. Proposisi yang bisa dimunculkan adalah pergeseran status tokoh di dalam cerita-cerita tersebut. Jika terketahui bahwa penggambaran kehidupan nyata saat ini memiliki latar sosio-historis pelecehan pada kondisi perempuan (yang teraniaya), rina justru menjadikan “perempuan terpinggirkan” sebagai tokoh utama yang membalikan kisah dari sudut pandang berbeda.

Menutup tulisan ini saya ingin mengutip salah satu cerita, yang merupakan kisah paling pendek yang terjadi dalam buku ini. Ceritanya berjudul “aku memaafkanmu karena telah membuatku jatuh cinta”

                Laki-laki itu berdiri. Rokok di ujung jarinya masih menyala. Deburan ombak di hadapannya tak lebih keras dari gemuruh yang mendera dadanya. Matanya lurus menatap laut tak berujung.

                “Aku memaafkanmu…
                karena telah membuatku jatuh cinta…”

tebak sudut pandang apa yang coba dilukiskan rina dari seorang manusia yang telah disakiti kekasihnya ?

rina memang benar-benar “Seorang bangsat”, 39 imajinasinya yang tersaji dalam buku ini membuat kita yang membacanya harus menata ulang otak dan prespektif  dalam memandang kehidupan sosio-kultural, terutama terhadap perempuan.


1 komentar:

  1. Misi kk numpang share ya..!! jika ada yang berminat bisa langsung ke website kami
    INFO AGEN JUDI ONLINE 988BET.com

    BalasHapus

bagi komentar, saran dan kritiknya kawan.... (no spam)