Senin, 12 November 2012

Nizam, Uang, dan Tetes Air Mata

3 comments
acara suka-suka nizam : gambar dari an.tv
hari ini senin 12 november saya tak sengaja melihat sebuah tayangan sejenis reality show berjudul suka-suka nizam yang tayang di ANTV. sebenarnya saya tidak tertarik dengan acara ini namun saat tidak sengaja tombol di remote terarah pada ANTV yang sedang menyiarkan acara tersebut saya spontan terkejut, bukan karen acaranya, namun scene nizam menangislah yang membuat saya tertarik.

dalam adegan itu ditayangkan nizam menangis tidak mau melanjutkan pengambilan gambar di sebuah rumah "korban", korbannya adalah seorang artis muda yang juga tidak penting buat saya karena intinya bukan pada titik itu. nizam menangis karena ketakutan dan tidak mau shoting lagi, namun yang membuat miris nizam dipaksa melakukan adegan pengambilan gambar meski dia menolak. saya tulis pemaksaan tanpa tanda kutip jelas merupakan penekanan khusus buat saya. saat nizam dengan menangis hingga menjerit menolak pengambilan gambar, jelas dalam acara itu ditampilkan nizam diiming-imingi segepok uang lembaran seratus ribuan -saya perkirakan lebih dari satu juta- untuk memaksa nizam melakukan proses pengambilan gambar.

buat saya ini mengerikan, saya kira sang orang tua terlibat dalam fragmen tersebut, dan jelas dalam posisi meng-iya-kan, terlihat bahwa adegan tersebut ditampilkan secara vulgar sebagai bagian dari tayangan yang -jelas sudah- masuk ruang editing. bagaimana mungkin anak kecil dipaksa melakukan pekerjaan -sesuai kontrak- dan orang tuanya dengan tega memaksa anak bekerja dengan iming-iming segepok uang lembaran ratusan ribu. mencoba untuk husnudzon bahwa nizam tidak dijadikan sapi perahan orang tuanya, namun akal sehat saya gagal untuk mencerna itu semua.

catatan saya belum berhenti disitu, adegan nizam yang menangis dan menolak melanjutkan sesi pengambilan gambar itu dengan sangat luar biasa gila dijadikan sebagai bagian tayangan meski jelas itu bagian di luar skenario yang dibuat bagian produksi. gila buat saya, bagaimana mungkin tangisan seorang pekerja anak (dalam bahasa saya) yang ketakutan -dan bukan rekayasa- masih diuangkan. tidak cukupkah tenaga hingga masa kecilnya direnggut untuk dijadikan materi bahkan hingga tangis ketakutannya -di uangkan- menjadi bagian dari reality show yang di umbar ke publik.

saya memang bukan orang tuanya, saya bukan keluarganya, dan tidak ada hubungan apapun. tapi saya dan nizam dan anda semua yang mungkin membaca tulisan ini pernah merasakan menjadi anak-anak, dan -meskipun- mungkin kita lupa kejadian dimasa lalu kita selalu rindu akan masa itu. apakah nizam dan para pekerja anak di televisi akan merindukan masa kecilnya untuk bernostalgia? entahlah! tapi yang pasti ketika nizam yang menangis ketakutan dan enggan melanjutakan sebuah sesi pengambilan gambar lalu dipaksa dengan iming-iming sejumlah uang, maka bisa saja sesungguhnya nizam dan anak-anak seusianya yang dipekerjakan sebuah industri telah kehilangan masa kecil yang sesungguhnya.

tangisan nizam sebagia pekerja yang diming-iming sejumlah uang untuk melanjutkan sesi pengambilan gambar, mengingatkan saya pada ratusan hingga ribuan pekerja anak yang menangis ketakukan dan enggan bekerja layaknya nizam. ratusan pekerja anak yang bergelut dalam buruh industri formal hingga non-formal serta bahkan rela memalsukan akte kelahiran demi menjadi buruh migran ke luar negeri. nizam hanya sedikit lebih beruntung dari ribuan pekerja anak lain karena dia di daulat sebagai selebriti, sisanya sama saja. nizam tetap menangis tanpa kuasa untuk menolak kontrak yang ditandatangani orangtunya.

syahdan, di sesi pasca jeda tayang iklan nizam dapat di bujuk untuk melanjutkan shooting dengan dikasih berbagai macam hidangan makanan. dan saya terlalu miris untuk melihat dan melanjutkan menonton tayangan ini. karena jika anda melihat setiap episode suka-suka nizam anda akan melihat air mata nizam akan menetes. dan  mungkin buat mereka tangisan nizam adalah humor yang menjadi bahan tertawaan, tapi buat saya itu tangisan mengiris hati seorang pekerja anak.

3 komentar:

  1. mungkin judulnya harus diganti jadi "jerat-jerit nizam". :/

    BalasHapus
  2. @met alias fiscus : hahahaha ganti ngamuk2... lah kata tya yg jd bintang tamu di twit'y... kl nizam nangis katanya tambah seru ...

    BalasHapus

bagi komentar, saran dan kritiknya kawan.... (no spam)