sore ini, di malioboro…..
Seorang penjual koran menawarkan berita pembunuhan, kekerasan, penipuan, pemerasan, korupsi, pertengkaran, politik konyol, masailah hukum dan sebagainya. Kejadian-kejadian itu datang setiap hari di surat kabar, seperti rasa lapar…
Seorang pengamen bernyanyi buruk sekali. Suaranya tak enak didengar dan musiknya berantakan. Tapi aku tahu, acapkali kita memberinya uang disaat kita menyadari bahwa nyanyiannnya telah selesai. Lalu waktu terus mengejar, seperti rasa lapar…
seorang pedagang tak henti-hentinya menawarkan dagangannya. suaranya paru dengan wajah tetap memaksa untuk tersenyum walau urat dipipinya jelas menggambarkan kondisi ekonomi bangsa yang tengah menjeratnya dalam kubangan yang tak berakhir. panggilan itu terus bergema menembus kebisingan, seperti rasa lapar…
seorang kusir delman terus mengelus kudanya, menunggu penumpang yang tak kunjung datang. wajahnya semakin lesu, terlukis ribuan kilometer jarak yang telah dia tempuh dengan kudanya, perjalanan hidup berisi potret-potret wajah manusia dijalanan yang penuh dengan harapan-harapan yang tak terpenuhi, seperti rasa lapar…