Tepat satu bulan menjelang peringatan hari proklamasi, Jum’at, 17 juli 2009 antara pukul 06.45-07.00 terjadi dua ledakan dahsyat yang mengguncang Indonesia terutama Jakarta. Akan banyak dampak buruk yang di hasilkan selama beberapa waktu kedepan. Pertanyaan yang berkecamuk di antara kita, mungkin , kenapa ada orang kejam yang tega meledakan bom ?, siapa pelakunya ?, apa tujuannya ?, setelah itu apa dampaknya ? dan mungkin yang jarang terlintas di fikiran banyak orang apa bahan peledak yang di gunakan ?, nah pertanyaan terakhir inilah yang akan coba saya analisis, sekali lagi saya tegaskan ini hanya anlisis atau perkiraan sementara, karena saya belum mengetahui secara pasti jenis bom tersebut.
Sebelum saya masuk dalam analisa saya maka saya akan coba definisikan apa itu bahan peledak, Pengelompokan bahan peledak secara ilmiah berdasarkan komposisi senyawa kimia, Pengelompokkan Bahan peledak menurut kegunaannya, Pengelompokan bahan peledak menurut jenis bahan baku dan/atau bahan setengah jadi berdasarkan sifat “explosive” nya, Pengelompokkan bahan peledak berdasarkan lingkungan penggunaannya, Karena tanpa definisi kita tidak akan bisa menyusun konsep maupun kesimpulan. "
Bahan peledak adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau campuran yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sesuatu, baik itu manusia maupun benda akan hancur jika terkena ledakan, karena panas yang tinggi disertai dengan tekanan yang maha dahsyat “bersatu” dan melakukan suatu “aksi” dalam waktu yang sangat cepat.
Pengelompokan bahan peledak secara ilmiah berdasarkan komposisi senyawa kimia dibagi atas bahan peledak senyawa murni (tunggal) dan bahan peledak campuran.
Bahan peledak senyawa murni (tunggal), dikelompokkan atas 2 kelompok yaitu bahan peledak murni (Primary Explosive) dan bahan peledak kuat (High Explosive).
Yang termasuk bahan peledak utama (Primary Explosive). adalah : Mercury fulminat, Timbal azida, Sianurat triazia (CTA). Diazodinitrofenol (DDNP), Tetrasen, Heksametilendiamin peroksida (HMTD).
Yang termasuk bahan peledak kuat (high Explosive) adalah : Nitrometan, Dinitromentan, Trinitrometan atau Nitroform, Tetranitrometan, Nitrobenzen (NB), Dinitrobenzen, Trinitrobenzen, Mononitrotoluen (MNT), Dinitrotoluen (DNT), Trinitrotoulen (TNT), Dinitro-m-Xylen (DNX), Trinito-M-Xylen (TNX), Mononitronaftalen (MNN), Dinitrofenol, Trinitrofenol, Ammonium pitrat, Trinitro-m-kresol, Trinitroanisol (TNA), Trinifenentol (TNP), Trinitroanilin, Tetranitroanilin, heksanitrofenilamin, Heksanitro azobenzen, Heksanitridifenilsulfit, Metil nitrat, Etil nitrat, Etilen glikol mononitrat, Etilen gloikol dinitrat (EGDN), Dietilen glikol dinitrat (DEGN), Propilen-1, Butilen-1, Gliserol mononitrat, Gliserol dinitrat, Gliserol trinitrat, Nitrogliserin (NG). Kloroidrin dinitrat, Digliserol tetranitrat, Ritritol tetraitrat, Pentaeritritol tetranitrat (PETN), Mannitol heksanitrat (HMN), Dipentaeritritol heksanitrat (Dipen), Nitroselulosa (NG), Nitroamilum, Nitroamin, Metil nitramin, Dimetilnitramin, Etildnitramin (EDNA), Nitroguanidin, Nitrodietanolamin dinitrat (DINA), Tetranitro-N-Metilamin (Tetril), Trinitro-1, Tetranitro-1, Ammonium nitrat, Guanidin nitrat, Urea nitrat, ammonium klorat Ammonium perklorat.
Bahan peledak campuran. Bahan peledak campuran banyak digunakan karena memiliki keuntungan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan bahan peledak tunggal. Bahan peledak campuran ini dikelompokkan atas bahan peledak kuat (High Explosive) dan bahan peledak lemah (Low Explosive).
Bahan peledak kuat (High Explosive). Bahan peledak kuat berupa campuran ini banyak digunakan baik dalam bidang militer maupun sipil (komersial) dengan tujuan sebagai penghancur. Tergolong bahan peledak kuat disini adalah : Amatol, Ammona, Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO), Siklotol, Dinamit, Oktol, Pentolit, Pikratol, Torpeks, Tritoal, Bom plastik.
Bahan peledak lemah (Low Explosive). Bahan peledak lemah bukan merupakan bahan peledak penghancur, tetapi digunakan sebagai bahan isian pendorong pada amunisi. Bahan pendorong ini dikenal jua dengan nama Propelan. Yang tergolong propelan ini antara lain : Bubuk hitam (black powder), Bubuk tak berasap (smokeless powder), Bahan pendorong roket (rocket propellantas), Bahan pendorong cair (liquid propelant).
Pengelompokkan Bahan peledak menurut kegunaannya ada lima kelas/kategori meliputi :
Bahan peledak “Blasting” dan / atau “Bursting”. Bahan peledak “Blasting” yaitu bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan, konstruksi dan sejenisnya. Sedangkan bahan peledak Bursting adalah bahan peledak yang digunakan dalam sistem senjata, seperti bom, granat, kepala ledak dan sejenisnya. Bahan peledak “blasting” dan/atau “Bursting” tersebut terdiri dari 5 (lima) tipe :
Tipe A. Berupa nitrat organic cair (seperti Nitrogliserin) atau campurannya dengan satu atau lebih bahan-bahan sebagai berikut : Nitrocellulose, Ammonium Nitrat anorganik lainnya, derivativ nitroaromatik atau bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti serbuk kayu (“wood meal”) dan serbuk Aluminium.
Tipe B. Terdiri dari dua jenis :
Campuran Ammonium Nitrat atau Nitrat Anorganik dengan TNT dan/tanpa “Ingredient” lain seperti serbuk kayu (“wood meal”) atau serbuk Aluminium, serta tidak me-ngandung Nitrogliserin atau cairan nitrat/klorat organik sejenisnya.
Campuran Ammonium Nitrat atau nitrat anorganik dengan bahan yang mudah terbakar serta tidak mengandung Nitrogliserin atau cairan nitrat/klorat organik sejenisnya.
TipeC. Campuran Kalium/Natrium Klorat atau Kalium/Natrium/Ammonium Perklorat dengan derivativ nitroorganik atau bahan yang mudah terbakar, seperti serbuk kayu (wood meal”), serbuk Aluminium atau Hidrokarbon, serta tidak meng-andung Nitrogliserin atau cairan nitrat organic sejenisnya.
Tipe D. Campuran senyawa nitrat organik dengan bahan yang mudah terbakar, seperti Hidrokarbon dan serbuk Aluminium, serta tidak mengandung Nitrogliserin, cairan nitrat/klorat organik sejenisnya atau Ammonium Nitrat.
Tipe E. Campuran/larutan air (sebagai “ingredient” pokok) dengan sejumlah banyak Ammonium Nitrat atau oksidator lainya seta dapat mengandung derivativ nitro (seperti TNT), Hidrokarbon atau Serbuk Aluminium.
Bahan peladak “Catridge” yaitu bahan peledak sejenis bahan peledak “Blasting” atau “Bursting” yang dipergunakan sebagai pembentuk “Metal Projectil” yang berkemampuan tambus/potong.
Bahan peledak “Propellant”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembetuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor roket.
Bahan peledak “Fuse”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai “pemula” suatu rangkaian proses peledakan, baik secara penyalaan/deflagrasi maupun secara detonasi.
Bahan peledak “Pyrotechnic”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk panas, gas, warna dan lain sebagainya.
Pengelompokan bahan peledak menurut jenis bahan baku dan/atau bahan setengah jadi berdasarkan sifat “explosive” nya, seperti : Blasting Gelatine (Master Mix), Nitro Glycerine (NG), Nitro Glycol (DEGN), Nitro Cellulose (NC) dengan N-content lebih dari 12,6 %, PETN Black Powder, Emulsion Matrix (Emulsion Base), Mercury Fulminate, Lead Azide, DDNP, Lead Styphnate, Tetracece dan sejenisnya.
Pengelompokkan bahan peledak berdasarkan lingkungan penggunaannya yaitu bahan peledak militer dan bahan peledak komersial.
Bahan peledak militer.
Karakteristik/Spesifikasi. Bahan peledak militer harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
Harus memiliki daya hancur yang dahsyat (very brissant).
Tidak peka terhadap pukulan atau tumbukan.
Tidak mudah terbakar.
Dapat disimpan dengan stabil.
Tidak menyerap air.
Tidak reaktif terhadap logam.
Dapat dibuat dengan cepat.
Macam bahan peledak militer.
Isian Utama (Main Charges): TNT, RDX, PTEN, TATP/Triacetontriperoksida, Tetryl, Asam Pikrat, Amatol, Tritonal, Pentolite, Tetrytol, Pikratol, Amonal, Ednatol, Explosive D, Composition B, HMK, Haleite, PBX, C-4, dan sejenisnya.
Isian Pendorong (Propellants)
1. Nitro Glycerine Based, seperti : Single Base Propellants ,Double Base Propellants (Ball Powder), Triple Base Propellants, Extruded Impregnated Propellants (EIP), Composite Modified Cast Double Based (CMCDB), Elastomeric Modified Cast Double Based (EMCDB), Crosslinked Cast Double Based (XLCBD), dan sejenisnya.
2. Composite, seperti : Hydroxyl Terminated Poly Butadieene (HTPB), Carboxyl Terminated Poly Butadiene (CTPB), Glycidyl Azide Polymer (GAP), Poly Urethane, Poly Sulfide dan sejenisnya.
Kegunaan. Untuk latihan dan operasi militer, destruksi / demolition.
Perizinan bahan peledak militer diatur khusus oleh Dephan dan instansi terkait
Bahan peledak komersial.
Karakteristik/spesifikasi. Bahan peledak komersial harus memiliki beberapa persyaratan antara lain :
Peka terhadap suatu reaksi : panas, getaran, gesekan atau benturan.
Mempunyai kecepatan detonasi teertentu (high dan low explosive).
Memiliki daya tahan air (water resistance) terbatas.
Dapat disimpan dengan stabil.
Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk molekul lebih stabil
Memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya.
Macam bahan peledak komersial, adalah semua jenis :
Dinamit, yang dikenal dengan nama “Nitro Glycerine Based Explosives”, Blasting Agents (ANFO)
“Water Based Explosives” (slurry, Watergel, Emulsion Explosives).
Bahan peledak pembantu “(Blasting Accessories)” seperti Primer (Booster), Detonator, Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter Cord, Connector dan sejenisnya.
Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya.
Kegunaannya:
Pekerjaan tambang yaitu untuk melepaskan batuan dari batuan induknya antara lain : batu bara, emas, tembaga, aspal industri semen, industri batu belah, industri batu kapur, dan sebagainya serta untuk operasi penambangan minyak dan gas bumi.
Pekerjaan umum diantaranya, untuk pembuatan jalan raya, pembuatan jalan kereta api, pembuatan lapangan terbang, pembuatan terowongan, pembuatan waduk dan irigasi, untuk pekerjaan tambang, pembersihan pelabuhan, penghancuran kepal bekas, pengancuran bangunan tua. Pengguanan lain yang berka-itan untuk keperluan peledakan.
Mari kita bersama melakukan hipotesis apa jenis bahan dan dari mana pelaku mendapatkan bahan baku bom tersebut.
Hipotesis ini kita mulai dari pertanyaan sederhana, “dari mana pelaku mendapatkan bahan baku membuat bom ?” di Indonesia berdasarkan lingkungan penggunaannya di bagi menjadi dua yaitu militer dan komersil, saya berfikiran positif bahwa pelaku tidak mendapatkan bahan ini dari lingkungan militer, berarti pelaku mendapatkan bahan secara komersial kemungkinan di dapat secara illegal. Salah satu karakteristik/spesifikasi bahan peledak komersial adalah Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk molekul lebih stabil, ini saya lihat dari ledakan dari CCTV yang di siarkan di TVONE, bisa di lihat saat terjadi ledakan gas putih langsung menyembur, memang bisa jadi ini debu tapi jika di perhatikan lebih jauh ledakan ini menghasilkan asap putih (saya perkirakan gas) yang cukup lama membumbung tinggi. Yang kedua ciri yang sering di dapat dari bahan peledak komersil memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa banyak bom teror dilakukan dengan cara bunuh diri, dimana dalam melakukan peledakan pemicunya harus diledakan sendiri.
Nah dari kesimpulan asal bahan maka dapat dipastikan bahan komersial, sehingga identifikasi asal bahan baku ledakan dapat dipersempit. Begitu juga dengan tingkat daya ledaknya bom ini termasuk high explosive, maka kita persempit lagi analisa kita menjadi bahan komersial yang mempunyai daya ledak tinggi dan yang perlu diperhatikan bom ini berbeda dengan JW. Mariott yang pertama yang menyebabkan kebakaran bom ini tidak menimbulkan api dalam ledakannya, sehingga bukan termasuk tipe A, tipe b, dan tipe c, seperti jenis/tipe bom yang saya tulis di atas. jadi hampir tidak mungkin bahan ini berupa black powder karena black powder termasuk low exsplosive dan perkiraan C-4 juga hampir gugur karena setahu saya C-4 hanya di gunakan untuk militer. Jadi hipotesis dan perkiraan saya bahan baku dari bom atau ledakan yang terjadi di Jakarta antara lain, Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO), Bom plastik, Dinamit. Ada juga Bahan peledak pembantu “(Blasting Accessories)” seperti Primer (Booster), Detonator, Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter Cord, Connector dan sejenisnya. Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya.
Sekali lagi kesimpulan yang saya buat hanyalah hipotesis awal dari analisa dan informasi yang sangat minim, untuk pastinya tentu kita menunggu hasil identifikasi tim puslabfor polri.
Tapi yang ingin saya tekankan dan hampir tidak pernah dibahas di media yaitu penelusuran asal muasal bahan peledak, jadi kita tidak hanya melakukan penangkapan teroris atau pengamanan di sekitar kita tapi yang paling harus di perhatikan sebenarnya peredaran bahan peledak itu sendiri. Bisa di istilahkan tidak hanya koki dan masakan yang harus di perhatikan tapi juga bahan makanan itu sendiri.
Bahan peledak merupakan bahan yang sangat berbahaya dan perlu diawasi sejak dari pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan pemusnahannya. Oleh karena itu, sistem pembinaan dan pengawasannya harus tepat dan ketat, sehingga dapat diperkecil kemungkinan untuk bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sebagai Dual Munition agent, di satu sisi bahan peledak bermanfaat untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional, namun akan sangat berbahaya apabila disalahgunakan terutama untuk kepentingan kegiatan terrorism. Sesuai Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan, maka pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan bahan peledak dilaksanakan secara terko-ordinasi terpadu antar instansi dan dikoordinasikan oleh Dephan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kepemilikan secara ilegal bahan peledak oleh non state actor terutama untuk kegiatan terorisme dan separatisme akan berbahaya dan mengancan ke-amanan nasional maka diperlukan suatu pendekatan pengamanan khusus terhadap bahan peledak. Dan kita tidak bisa menutup mata apa yang terjadi sejak bom pertama di halaman parkir BEI sampai terakhir bom yang meledak di mega kuningan.
Mari kita doakan bersama supaya korban meninggal dunia mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan yang Maha Esa, dan bagi korban luka supaya cepat sembuh, dan mari kita berdoa bersama supaya kejadian di Jakarta 17 juli 2009 adalah aksi terorisme terakhir di Indonesia.
sumber : (dengan perubahan)
Bahan Kimia Terpadu, BPPIT Dephan, 1999.
Chemical Explosive, http://newton.dep.anl.gov/askasci/chem99/chem99390.htm
Aziz Abdul Ngashim
Read More...
Sebelum saya masuk dalam analisa saya maka saya akan coba definisikan apa itu bahan peledak, Pengelompokan bahan peledak secara ilmiah berdasarkan komposisi senyawa kimia, Pengelompokkan Bahan peledak menurut kegunaannya, Pengelompokan bahan peledak menurut jenis bahan baku dan/atau bahan setengah jadi berdasarkan sifat “explosive” nya, Pengelompokkan bahan peledak berdasarkan lingkungan penggunaannya, Karena tanpa definisi kita tidak akan bisa menyusun konsep maupun kesimpulan. "
Bahan peledak adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau campuran yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sesuatu, baik itu manusia maupun benda akan hancur jika terkena ledakan, karena panas yang tinggi disertai dengan tekanan yang maha dahsyat “bersatu” dan melakukan suatu “aksi” dalam waktu yang sangat cepat.
Pengelompokan bahan peledak secara ilmiah berdasarkan komposisi senyawa kimia dibagi atas bahan peledak senyawa murni (tunggal) dan bahan peledak campuran.
Bahan peledak senyawa murni (tunggal), dikelompokkan atas 2 kelompok yaitu bahan peledak murni (Primary Explosive) dan bahan peledak kuat (High Explosive).
Yang termasuk bahan peledak utama (Primary Explosive). adalah : Mercury fulminat, Timbal azida, Sianurat triazia (CTA). Diazodinitrofenol (DDNP), Tetrasen, Heksametilendiamin peroksida (HMTD).
Yang termasuk bahan peledak kuat (high Explosive) adalah : Nitrometan, Dinitromentan, Trinitrometan atau Nitroform, Tetranitrometan, Nitrobenzen (NB), Dinitrobenzen, Trinitrobenzen, Mononitrotoluen (MNT), Dinitrotoluen (DNT), Trinitrotoulen (TNT), Dinitro-m-Xylen (DNX), Trinito-M-Xylen (TNX), Mononitronaftalen (MNN), Dinitrofenol, Trinitrofenol, Ammonium pitrat, Trinitro-m-kresol, Trinitroanisol (TNA), Trinifenentol (TNP), Trinitroanilin, Tetranitroanilin, heksanitrofenilamin, Heksanitro azobenzen, Heksanitridifenilsulfit, Metil nitrat, Etil nitrat, Etilen glikol mononitrat, Etilen gloikol dinitrat (EGDN), Dietilen glikol dinitrat (DEGN), Propilen-1, Butilen-1, Gliserol mononitrat, Gliserol dinitrat, Gliserol trinitrat, Nitrogliserin (NG). Kloroidrin dinitrat, Digliserol tetranitrat, Ritritol tetraitrat, Pentaeritritol tetranitrat (PETN), Mannitol heksanitrat (HMN), Dipentaeritritol heksanitrat (Dipen), Nitroselulosa (NG), Nitroamilum, Nitroamin, Metil nitramin, Dimetilnitramin, Etildnitramin (EDNA), Nitroguanidin, Nitrodietanolamin dinitrat (DINA), Tetranitro-N-Metilamin (Tetril), Trinitro-1, Tetranitro-1, Ammonium nitrat, Guanidin nitrat, Urea nitrat, ammonium klorat Ammonium perklorat.
Bahan peledak campuran. Bahan peledak campuran banyak digunakan karena memiliki keuntungan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan bahan peledak tunggal. Bahan peledak campuran ini dikelompokkan atas bahan peledak kuat (High Explosive) dan bahan peledak lemah (Low Explosive).
Bahan peledak kuat (High Explosive). Bahan peledak kuat berupa campuran ini banyak digunakan baik dalam bidang militer maupun sipil (komersial) dengan tujuan sebagai penghancur. Tergolong bahan peledak kuat disini adalah : Amatol, Ammona, Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO), Siklotol, Dinamit, Oktol, Pentolit, Pikratol, Torpeks, Tritoal, Bom plastik.
Bahan peledak lemah (Low Explosive). Bahan peledak lemah bukan merupakan bahan peledak penghancur, tetapi digunakan sebagai bahan isian pendorong pada amunisi. Bahan pendorong ini dikenal jua dengan nama Propelan. Yang tergolong propelan ini antara lain : Bubuk hitam (black powder), Bubuk tak berasap (smokeless powder), Bahan pendorong roket (rocket propellantas), Bahan pendorong cair (liquid propelant).
Pengelompokkan Bahan peledak menurut kegunaannya ada lima kelas/kategori meliputi :
Bahan peledak “Blasting” dan / atau “Bursting”. Bahan peledak “Blasting” yaitu bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan, konstruksi dan sejenisnya. Sedangkan bahan peledak Bursting adalah bahan peledak yang digunakan dalam sistem senjata, seperti bom, granat, kepala ledak dan sejenisnya. Bahan peledak “blasting” dan/atau “Bursting” tersebut terdiri dari 5 (lima) tipe :
Tipe A. Berupa nitrat organic cair (seperti Nitrogliserin) atau campurannya dengan satu atau lebih bahan-bahan sebagai berikut : Nitrocellulose, Ammonium Nitrat anorganik lainnya, derivativ nitroaromatik atau bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti serbuk kayu (“wood meal”) dan serbuk Aluminium.
Tipe B. Terdiri dari dua jenis :
Campuran Ammonium Nitrat atau Nitrat Anorganik dengan TNT dan/tanpa “Ingredient” lain seperti serbuk kayu (“wood meal”) atau serbuk Aluminium, serta tidak me-ngandung Nitrogliserin atau cairan nitrat/klorat organik sejenisnya.
Campuran Ammonium Nitrat atau nitrat anorganik dengan bahan yang mudah terbakar serta tidak mengandung Nitrogliserin atau cairan nitrat/klorat organik sejenisnya.
TipeC. Campuran Kalium/Natrium Klorat atau Kalium/Natrium/Ammonium Perklorat dengan derivativ nitroorganik atau bahan yang mudah terbakar, seperti serbuk kayu (wood meal”), serbuk Aluminium atau Hidrokarbon, serta tidak meng-andung Nitrogliserin atau cairan nitrat organic sejenisnya.
Tipe D. Campuran senyawa nitrat organik dengan bahan yang mudah terbakar, seperti Hidrokarbon dan serbuk Aluminium, serta tidak mengandung Nitrogliserin, cairan nitrat/klorat organik sejenisnya atau Ammonium Nitrat.
Tipe E. Campuran/larutan air (sebagai “ingredient” pokok) dengan sejumlah banyak Ammonium Nitrat atau oksidator lainya seta dapat mengandung derivativ nitro (seperti TNT), Hidrokarbon atau Serbuk Aluminium.
Bahan peladak “Catridge” yaitu bahan peledak sejenis bahan peledak “Blasting” atau “Bursting” yang dipergunakan sebagai pembentuk “Metal Projectil” yang berkemampuan tambus/potong.
Bahan peledak “Propellant”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembetuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor roket.
Bahan peledak “Fuse”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai “pemula” suatu rangkaian proses peledakan, baik secara penyalaan/deflagrasi maupun secara detonasi.
Bahan peledak “Pyrotechnic”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk panas, gas, warna dan lain sebagainya.
Pengelompokan bahan peledak menurut jenis bahan baku dan/atau bahan setengah jadi berdasarkan sifat “explosive” nya, seperti : Blasting Gelatine (Master Mix), Nitro Glycerine (NG), Nitro Glycol (DEGN), Nitro Cellulose (NC) dengan N-content lebih dari 12,6 %, PETN Black Powder, Emulsion Matrix (Emulsion Base), Mercury Fulminate, Lead Azide, DDNP, Lead Styphnate, Tetracece dan sejenisnya.
Pengelompokkan bahan peledak berdasarkan lingkungan penggunaannya yaitu bahan peledak militer dan bahan peledak komersial.
Bahan peledak militer.
Karakteristik/Spesifikasi. Bahan peledak militer harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
Harus memiliki daya hancur yang dahsyat (very brissant).
Tidak peka terhadap pukulan atau tumbukan.
Tidak mudah terbakar.
Dapat disimpan dengan stabil.
Tidak menyerap air.
Tidak reaktif terhadap logam.
Dapat dibuat dengan cepat.
Macam bahan peledak militer.
Isian Utama (Main Charges): TNT, RDX, PTEN, TATP/Triacetontriperoksida, Tetryl, Asam Pikrat, Amatol, Tritonal, Pentolite, Tetrytol, Pikratol, Amonal, Ednatol, Explosive D, Composition B, HMK, Haleite, PBX, C-4, dan sejenisnya.
Isian Pendorong (Propellants)
1. Nitro Glycerine Based, seperti : Single Base Propellants ,Double Base Propellants (Ball Powder), Triple Base Propellants, Extruded Impregnated Propellants (EIP), Composite Modified Cast Double Based (CMCDB), Elastomeric Modified Cast Double Based (EMCDB), Crosslinked Cast Double Based (XLCBD), dan sejenisnya.
2. Composite, seperti : Hydroxyl Terminated Poly Butadieene (HTPB), Carboxyl Terminated Poly Butadiene (CTPB), Glycidyl Azide Polymer (GAP), Poly Urethane, Poly Sulfide dan sejenisnya.
Kegunaan. Untuk latihan dan operasi militer, destruksi / demolition.
Perizinan bahan peledak militer diatur khusus oleh Dephan dan instansi terkait
Bahan peledak komersial.
Karakteristik/spesifikasi. Bahan peledak komersial harus memiliki beberapa persyaratan antara lain :
Peka terhadap suatu reaksi : panas, getaran, gesekan atau benturan.
Mempunyai kecepatan detonasi teertentu (high dan low explosive).
Memiliki daya tahan air (water resistance) terbatas.
Dapat disimpan dengan stabil.
Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk molekul lebih stabil
Memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya.
Macam bahan peledak komersial, adalah semua jenis :
Dinamit, yang dikenal dengan nama “Nitro Glycerine Based Explosives”, Blasting Agents (ANFO)
“Water Based Explosives” (slurry, Watergel, Emulsion Explosives).
Bahan peledak pembantu “(Blasting Accessories)” seperti Primer (Booster), Detonator, Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter Cord, Connector dan sejenisnya.
Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya.
Kegunaannya:
Pekerjaan tambang yaitu untuk melepaskan batuan dari batuan induknya antara lain : batu bara, emas, tembaga, aspal industri semen, industri batu belah, industri batu kapur, dan sebagainya serta untuk operasi penambangan minyak dan gas bumi.
Pekerjaan umum diantaranya, untuk pembuatan jalan raya, pembuatan jalan kereta api, pembuatan lapangan terbang, pembuatan terowongan, pembuatan waduk dan irigasi, untuk pekerjaan tambang, pembersihan pelabuhan, penghancuran kepal bekas, pengancuran bangunan tua. Pengguanan lain yang berka-itan untuk keperluan peledakan.
Mari kita bersama melakukan hipotesis apa jenis bahan dan dari mana pelaku mendapatkan bahan baku bom tersebut.
Hipotesis ini kita mulai dari pertanyaan sederhana, “dari mana pelaku mendapatkan bahan baku membuat bom ?” di Indonesia berdasarkan lingkungan penggunaannya di bagi menjadi dua yaitu militer dan komersil, saya berfikiran positif bahwa pelaku tidak mendapatkan bahan ini dari lingkungan militer, berarti pelaku mendapatkan bahan secara komersial kemungkinan di dapat secara illegal. Salah satu karakteristik/spesifikasi bahan peledak komersial adalah Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk molekul lebih stabil, ini saya lihat dari ledakan dari CCTV yang di siarkan di TVONE, bisa di lihat saat terjadi ledakan gas putih langsung menyembur, memang bisa jadi ini debu tapi jika di perhatikan lebih jauh ledakan ini menghasilkan asap putih (saya perkirakan gas) yang cukup lama membumbung tinggi. Yang kedua ciri yang sering di dapat dari bahan peledak komersil memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa banyak bom teror dilakukan dengan cara bunuh diri, dimana dalam melakukan peledakan pemicunya harus diledakan sendiri.
Nah dari kesimpulan asal bahan maka dapat dipastikan bahan komersial, sehingga identifikasi asal bahan baku ledakan dapat dipersempit. Begitu juga dengan tingkat daya ledaknya bom ini termasuk high explosive, maka kita persempit lagi analisa kita menjadi bahan komersial yang mempunyai daya ledak tinggi dan yang perlu diperhatikan bom ini berbeda dengan JW. Mariott yang pertama yang menyebabkan kebakaran bom ini tidak menimbulkan api dalam ledakannya, sehingga bukan termasuk tipe A, tipe b, dan tipe c, seperti jenis/tipe bom yang saya tulis di atas. jadi hampir tidak mungkin bahan ini berupa black powder karena black powder termasuk low exsplosive dan perkiraan C-4 juga hampir gugur karena setahu saya C-4 hanya di gunakan untuk militer. Jadi hipotesis dan perkiraan saya bahan baku dari bom atau ledakan yang terjadi di Jakarta antara lain, Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO), Bom plastik, Dinamit. Ada juga Bahan peledak pembantu “(Blasting Accessories)” seperti Primer (Booster), Detonator, Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter Cord, Connector dan sejenisnya. Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya.
Sekali lagi kesimpulan yang saya buat hanyalah hipotesis awal dari analisa dan informasi yang sangat minim, untuk pastinya tentu kita menunggu hasil identifikasi tim puslabfor polri.
Tapi yang ingin saya tekankan dan hampir tidak pernah dibahas di media yaitu penelusuran asal muasal bahan peledak, jadi kita tidak hanya melakukan penangkapan teroris atau pengamanan di sekitar kita tapi yang paling harus di perhatikan sebenarnya peredaran bahan peledak itu sendiri. Bisa di istilahkan tidak hanya koki dan masakan yang harus di perhatikan tapi juga bahan makanan itu sendiri.
Bahan peledak merupakan bahan yang sangat berbahaya dan perlu diawasi sejak dari pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan pemusnahannya. Oleh karena itu, sistem pembinaan dan pengawasannya harus tepat dan ketat, sehingga dapat diperkecil kemungkinan untuk bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sebagai Dual Munition agent, di satu sisi bahan peledak bermanfaat untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional, namun akan sangat berbahaya apabila disalahgunakan terutama untuk kepentingan kegiatan terrorism. Sesuai Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan, maka pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan bahan peledak dilaksanakan secara terko-ordinasi terpadu antar instansi dan dikoordinasikan oleh Dephan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kepemilikan secara ilegal bahan peledak oleh non state actor terutama untuk kegiatan terorisme dan separatisme akan berbahaya dan mengancan ke-amanan nasional maka diperlukan suatu pendekatan pengamanan khusus terhadap bahan peledak. Dan kita tidak bisa menutup mata apa yang terjadi sejak bom pertama di halaman parkir BEI sampai terakhir bom yang meledak di mega kuningan.
Mari kita doakan bersama supaya korban meninggal dunia mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan yang Maha Esa, dan bagi korban luka supaya cepat sembuh, dan mari kita berdoa bersama supaya kejadian di Jakarta 17 juli 2009 adalah aksi terorisme terakhir di Indonesia.
sumber : (dengan perubahan)
Bahan Kimia Terpadu, BPPIT Dephan, 1999.
Chemical Explosive, http://newton.dep.anl.gov/askasci/chem99/chem99390.htm
Aziz Abdul Ngashim